Industri Kelas Dunia Tertarik Masuk Indonesia
PARIS, KOMPAS — Industri kelas dunia tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka siap terlibat dalam pembangunan infrastruktur dan industri berbagai sektor di Indonesia. Sepanjang regulasi mendukung, beberapa perusahaan yang sudah memiliki sejumlah proyek di dunia itu siap mengembangkan bisnis di Indonesia. CEO Eren Renewable Energy David Corchia dan Executive Vice President Operators Sigfox Rodolphe Baronnet-Fruges secara terpisah di Paris, Perancis, Rabu (17/5), mengatakan hal tersebut seperti dilaporkan wartawan Kompas, Dewi Indriastuti. Eren Renewable Energy adalah perusahaan Perancis yang didirikan pada 2012, sedangkan Sigfox adalah perusahaan Perancis yang membangun jejaring global untuk menghubungkan perangkat dengan internet. Eren Renewable Energy memiliki berbagai proyek pembangkit listrik dengan energi terbarukan di sejumlah negara, antara lain Perancis, Italia, Uganda, Yunani, Israel, dan India. Sementara kantor Sigfox tersebar di Perancis, Spanyol, Jerman, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Singapura. Eren Renewable Energy, yang beroperasi di Indonesia melalui entitas PACE Energy, akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pada 2015, PACE Energy menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengembangkan proyek energi terbarukan di Indonesia sebesar 1 gigawatt pada 2020. Pada Maret 2017, bersama presiden Perancis saat itu, Francois Hollande, PACE Energy menandatangani nota kesepahaman dengan PT Perusahaan Listrik Negara untuk mengembangkan 8 proyek pembangkit listrik energi terbarukan hibrid. Pembangkit listrik energi terbarukan hibrid yang akan dikembangkan PACE Energy berupa PLTB dan PLTS. "Kami tertarik untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur energi di Indonesia," kata David. Sementara Rodolphe menyebutkan, Sigfox, yang mengembangkan jaringan untuk menghubungkan perangkat ke internet secara mudah dan murah, tak bisa beroperasi di Indonesia. Sebab, regulasi di Indonesia membatasi operasi hanya di jaringan 923-925 Mhz sehingga Sigfox tak termasuk di dalamnya. "Kami berupaya menyelesaikan persoalan ini dengan cara bekerja sama dengan pemerintah. Indonesia adalah salah satu tujuan yang menarik di Asia," kata Rodolphe.