Rencana Anggaran Trump Sangat Mengagetkan
Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump sangat mengagetkan. Hal ini terlihat dari penyusunan rencana anggaran pemerintah AS untuk tahun 2018 yang sangat tidak lazim. Terjadi pemangkasan drastis untuk program sosial. Di sisi lain dicanangkan juga pemangkasan pajak. Program ini diduga kuat tidak akan mampu membangkitkan perekonomian AS.
Tahun anggaran pemerintah AS untuk tahun 2018 dimulai 1 Oktober 2017 dan berakhir pada September 2018. Di dalam rencana anggaran ini ada proyeksi penurunan pengeluaran untuk 10 tahun ke depan. Rencana anggaran ini akan disampaikan secara formal ke Kongres AS pada hari Selasa (23/5) waktu AS.
Berdasarkan berita di harian The New York Times, Senin (22/5), akan ada pengurangan anggaran sebesar 4,1 triliun dollar AS untuk 10 tahun ke depan, antara lain untuk program yang selama ini menolong warga miskin, layanan kesehatan, kupon makanan, hingga bantuan pada para pelajar dan warga cacat.
Anggaran 2018 ini diberi nama “Sebuah Fondasi Baru untuk Kebesaran Amerika”. Di dalamnya ada rencana kenaikan anggaran militer 10 persen dan biaya pengamanan perbatasan. Motto “America First” versi Trump mengental dalam rencana anggaran ini. Di dalamnya juga ada rencana penurunan pajak dengan janji hal ini akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi.
Ada dua program sosial yang tidak diganggu, yakni jaminan sosial dan kesehatan, termasuk untuk para pensiunan, penyebab utama pembengkakan utang negara AS, yang kini sudah mencapai 20 triliun dollar AS. Namun sejumlah program jaminan sosial lainnya akan ikut kena potong, termasuk program untuk penyandang disabilitas dan program Medicaid serta Program Asuransi Anak-anak.
Pengurangan program sosial ini dipandang sebagai penghilangan beban bagi para pembayar pajak AS. Sebab para penerima jaminan atau program sosial ini dianggap membebani pembayar pajak. Para penerima program sosial ini disebut sebagai orang yang tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga tak layak dibantu. Maka dari itu pengurangan program sosial ini diikuti dengan rencana pengurangan beban pajak.
Sudut pandang
“Saya kira ini, pertama kali untuk sekian lama, pemerintahan ini telah menyusun anggaran lewat sudut pandang para pembayar pajak,” kata Mick Mulvaney, Direktur Keuangan Negara di bawah Trump. “Kita tidak mengukur sukses kita lewat pengeluaran pemerintah tetapi lewat pandangan orang-orang yang sesungguhnya telah membantu,” kata Mulvaney, Senin (22/5).
Masalahnya apakah rencana anggaran ini akan disetujui oleh Kongres AS yang memang dikuasai oleh Republiken? Untuk menggolkan rencana anggaran ini akan dibutuhkan 218 suara di Kongres AS. Secara umum warna utama dari rencana anggaran ini adalah warna politik dari Partai Republik yang anti-pajak dan anti program sosial. Hal ini juga merupakan kelanjutan penghapusan warna anggaran di bawah Presiden AS Barack Obama, yang sangat memahami bahwa ada warga tertinggal di AS yang memerlukan bantuan pemerintah.
Akan tetapi tidak semua Republiken anti-pajak dan anti-program sosial. “Ini adalah anggaran yang paling koservatif selama pemerintahan AS, baik di bawah Demokrat maupun Republikan,” kata Mark Meadows, anggota DPR-AS (House of Repserentative) dari Partai Republik yang mewakili negara bagian North Carolina. “Saya susah menerima pengurangan bantuan untuk warga lansia,” kata Meadows.
Rencana anggaran ini bernuansa menghukum para kaum pendukung Demokrat. Akan tetapi tidak semua pendukung Republiken merupakan warga mampu. Rencana anggaran ini akan mengecewakan para pendukung Trump. “Politik anggaran ini tidak masuk akal bagi saya sebab akan memengaruhi para warga pendukung Trump,” kata G William Hoagland, mantan anggota Kongres AS.
Kubu Demokrat paling keras menentang rencana anggaran ini. “Rencana anggaran ini akan memberi beban besar bagi kemanusiaan,” kata Senator Chuck Schumer, dari Demokrat New York.
Di satu sisi ada logika kuat di balik penurunan pengeluaran sosial ini, yakni bertujuan mengurangi defisit anggaran, seperti dikatakan Mulvaney. Logikanya, pengurangan defisit anggaran pemerintah akan mengurangi pinjaman dan selanjutnya mengurangi kenaikan beban utang.
Akan tetapi masalahnya, defisit anggaran sebenarnya bisa dikurangi jika penurunan pajak tidak dicanangkan. Hanya saja Presiden Trump termasuk anti-pajak. Di dalam rencana anggaran ini akan ada penurunan pajak korporasi dari 35 persen menjadi 15 persen.
Kontras dengan kenyataan
Di sisi lain, pandangan ini kontras dengan kenyataan di seluruh dunia, di mana selalu ada anggaran untuk warga kurang mampu. Tidak semua warga di dunia memiliki kemampuan serupa sehingga pemerintah hadir memberikan dorongan.
Masalah lain lagi, selama sekian tahun tidak semua warga AS memiliki akses yang sama dalam hal kesempatan ekonomi sehingga muncul ketimpangan akut. Program Trump sangat cocok untuk negara yang memberi kesempatan serupa bagi semua warga dan cocok untuk negara yang memiliki kesamarataan kesempatan dan relatif merata pendapatannya.
Dalam hal ketimpangan kesempatan, rencana anggaran di bawah Trump ini adalah pengabaian pada kenyataan, bahwa banyak warga AS yang benar-benar tidak mampu. Para ekonom pun sulit menerima rencana anggaran Trump ini.
Sebagaimana diketahui, pengeluaran pemerintah di negara mana pun sangat signifikan mendorong pertumbuhan, termasuk program sosial.
Di sisi lain lagi, selama tujuh dekade, penurunan pajak tidak pernah benar-benar berhasil mendorong perekonomian dalam jangka panjang, seperti dikatakan oleh ekonom Bernard Baumohl dari Economic Outlook Group. Program serupa Trump ini sudah dilakukan di era Presiden AS dari Partai Republik lain, dari Ronald Reagan hingga George W Bush, yang gencar menurunkan pajak, dan terbukti tidak membawa ekonomi AS pada kejayaan.
Ekonom dari kubu Republiken, Douglas Holtz-Eakin, yang juga mantan Direktur Kantor Anggaran Kongres AS, menyatakan, penurunan pajak adalah sebuah fantasi jika dikatakan bermanfaat untuk mendorong perekonomian, seperti dia tuturkan langsung kepada Yahoo Finance, 28 April.
Maka dari itu banyak yang berpendapat rencana anggaran Trump ini susah untuk mencapai tujuan, salah satunya target pertumbuhan ekonomi AS sekitar 3 persen per tahun.