Siswa Highscope Indonesia Dibekali Kewirausahaan

KOMPAS/Ester Lince Napitupulu

Siswa SD Highscope Indonesia di Jakarta menawarkan buah kepada pengunjung dalam acara Business Day, Rabu (24/5). Ruang kelas disulap menjadi pasar tradisional.

JAKARTA, KOMPAS — Semangat kewirausahaan di kalangan siswa perlu ditumbuhkan. Sekolah dapat menggelar kegiatan terkait kewirausahaan untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa.

Kegiatan Business Day bagi siswa pendidikan anak usia dini hingga SMA di Highscope Indonesia menjadi salah satu program untuk menyiapkan siswa jadi enterpreneur tangguh dan pemimpin yang beretika di masa depan. Kegiatan Business Day pada Rabu (25/5) diikuti siswa SD dan SMA Highscope Indonesia di Jakarta.

”Saya senang, fun dengan kegiatan hari ini. Saya dengan teman jual cokelat. Harganya Rp 5.000. Semuanya habis 50 cokekat. Pokoknya senang bisa belajar jualan,” kata Stella, siswa kelas V SD.

Wanti Utami, guru kelas IV-V G SD Highcsope Indonesia, mengatakan, kegiatan business day merupakan event tahunan untuk pelajaran ilmu sosial dan matematika. ”Kami para guru mengumpulkan ide dari siswa, mau membuat tema apa dan menjual apa saja yang akan menguntungkan. Nanti, siswa juga belajar untuk menghitung harga dan hasil jualan yang dilakukan,” ujar Wanti.

Fokus kegiatan pada Business Day yang dikenalkan Highscope Indonesia disesuaikan dengan tingkat siswa. Anak usia dini terlibat dalam Selling Day, yakni menjual produk hasil kreasi siswa yang dibantu orangtua.

Kegiatan untuk siswa TK dan kelas I SD dititikberatkan pada jual beli. Siswa kelas II-III, selain jual-beli, juga dikenalkan keuntungan jualan.

Adapun siswa kelas IV-V SD ditambah dengan mencari strategi yang tepat untuk memaksimalkan penjualan sehingga mendapatkan keuntungan.

Di tingkat SMP, siswa mendirikan perusahaan yang menjual produk atau jasa berdasarkan hasil analisis pasar yang mereka lakukan sebelumnya.

Adapun siswa SMA yang mengambil mata pelajaran small business management dan virtual enterprises diajarkan membuat perencanaan bisnis (business plan) serta memasarkan produk/jasa untuk dapat menggaet investor. Para siswa juga mendapatkan cerita sukses pebisnis. Kali ini, puhak sekolah mendatangkan Didi Diarsa, pendiri Kayuh, perusahaan lokal yang memproduksi sepeda dari bahan kayu. (ELN)