logo Kompas.id
EkonomiTimor-Leste Menarik
Iklan

Timor-Leste Menarik

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menganggap Timor-Leste masih merupakan lokasi menarik untuk memasarkan bahan bakar minyak. Keputusan perseroan untuk tidak meninggalkan wilayah tersebut saat penentuan pendapat beberapa waktu lalu dinilai tepat.Hingga kini, Pertamina mendominasi pemasaran bahan bakar minyak (BBM) di wilayah yang pernah menjadi provinsi ke-27 Indonesia itu.Ibrahim Hasyim, mantan Kepala Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) V Surabaya, menyampaikan hal itu dalam acara peluncuran buku berjudul Dari Rupiah ke Dollar AS, Selasa (23/5), di Jakarta. Buku karya Ibrahim itu untuk mengenang kiprah 15 tahun Pertamina di Timor-Leste."Dari hasil referendum, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia. Saat itu banyak terjadi kekacauan. Sejumlah perusahaan Pemerintah Indonesia memutuskan meninggalkan Timor Timur dengan alasan keamanan yang tak menentu," kata Ibrahim.Ibrahim, sebagai Kepala UPPDN V yang ketika itu membawahi wilayah Timor Timur, memutuskan Pertamina tidak pergi dari wilayah tersebut. Ia meyakini, Timor Timur yang segera menjadi negara sendiri tetap membutuhkan pasokan BBM. Saat ini, Pertamina menguasai 60 persen pangsa pasar BBM di Timor-Leste. Pertamina beroperasi di Timor-Leste sejak 1978. Namun, aturan baru di Timor-Leste mewajibkan badan usaha asing yang berbisnis minyak dan gas bumi di negara itu harus mendirikan perusahaan patungan dengan badan usaha setempat. Maka, pada Februari 2016 didirikan Pertamina International Timor SA (PITSA) yang 50 persen sahamnya dimiliki PT Pertamina Patra Niaga dan 45 persen sahamnya dimiliki PT Pertamina Retail. Adapun 5 persen sisanya dimiliki 4-Consortio Timor Progresso dari Timor-Leste.Persaingan bebasDirektur Utama PITSA Agus Dwi Jatmiko mengatakan, pasar persaingan BBM di Timor-Leste benar-benar bersifat terbuka atau bebas. Pemerintah Timor- Leste sama sekali tidak menetapkan harga jual BBM. Harga BBM diserahkan pada mekanisme pasar."Bisnis hilir bahan bakar di pasar yang terbuka sangat menantang dan berbeda. Di sisi lain, ada pangsa pasar yang bagus bagi Pertamina untuk menjual produk non-BBM," kata Agus. Mengutip data 2016, rata-rata pasokan bensin oleh PITSA di Timor-Leste sebanyak 2.500 kiloliter per bulan. Sementara pasokan solar 8.700 kiloliter per bulan, elpiji 65 ton per bulan, dan avtur 335 kiloliter per bulan. Besaran pasokan itu disebut setara dengan 60 persen pangsa pasar di Timor-Leste.Berdasarkan informasi di laman PITSA, harga BBM jenis RON 92-setara pertamax-di Timor-Leste 0,91 dollar AS per liter. Solar dijual 0,72 dollar AS per liter, elpiji 1.720 dollar AS per metrik ton, dan avtur dijual 0,96 dollar AS per dollar. Harga tersebut berlaku setiap dua pekan. (APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000