Memasuki Bulan Puasa, Permintaan Kelapa Muda Meningkat
Oleh
Rhama Purna Jati
·2 menit baca
BANYUASIN, KOMPAS — Penjualan kelapa muda di Sumatera Selatan meningkat signifikan. Bahkan, beberapa pengepul tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar karena tingginya permintaan. Pemerintah berharap pedagang tidak memanfaatkan tingginya permintaan ini dengan memberikan harga yang sangat tinggi.
Pengepul kelapa muda di Desa Terang Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Kartika (31), mengatakan, memasuki bulan puasa, permintaan kelapa muda meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan hari biasa. ”Pada hari pertama bulan puasa, saya harus memasok sekitar 3.000 butir kelapa muda, jauh lebih banyak dibanding permintaan pada hari biasa, sekitar 600 butir per hari,” ujarnya.
Kelapa tersebut dia distribusikan ke wilayah Palembang dan Banyuasin. ”Namun, 80 persen kelapa saya salurkan ke Palembang karena memang permintaannya tinggi,” lanjutnya.
Biasanya, pada bulan puasa, keuntungan yang dia peroleh mencapai Rp 2,5 juta per hari, lebih tinggi dibandingkan hari biasa, yakni Rp 500.000 per hari.
Kartika menjelaskan, setiap butir kelapa dibelinya dari petani seharga Rp 3.000. Selanjutnya, dia menjual kepada pedagang pengecer seharga Rp 5.000 per butir. Harga ini meningkat dibandingkan hari biasa, yakni sekitar Rp 4.000 per butir. Biasanya permintaan kelapa muda akan terus tinggi sampai 15 hari setelah puasa. Setelah itu, permintaan akan kembali normal seperti biasa. Namun, tiga hari sebelum Idul Fitri permintaan meningkat lagi.
Kartika mengatakan tidak bisa memenuhi semua kebutuhan karena keterbatasan lahan. ”Saat ini, pohon kelapa terus berkurang karena tergerus keberadaan perkebunan sawit,” ujarnya.
Pengepul musiman
Tingginya peminat kelapa muda memancing warga untuk menjadi pengepul kelapa muda musiman. Ini dilakukan Jumali (41) yang menggeluti usaha ini hanya pada bulan Ramadhan. Pada hari biasa, dia bekerja sebagai petani yang menggarap sawah. ”Saat Ramadhan, permintaan meningkat. Itulah sebabnya saya beralih menjadi penjual kelapa,” ucapnya.
Namun, karena jumlah pesaing makin banyak, tingkat keuntungannya menjadi tidak terlalu tinggi. ”Apalagi saya tidak memiliki lahan, keuntungan tidak sebesar mereka yang memiliki lahan,” kata Jumali.
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Agus Yudiantoro menerangkan, memasuki bulan puasa, kebutuhan masyarakat terus meningkat. Untuk bahan pokok, peningkatan kebutuhan mencapai 10 persen. ”Khusus untuk kelapa muda, biasanya dikonsumsi masyarakat saat berbuka. Itulah sebabnya kebutuhan masyarakat meningkat,” ujarnya.
Walau demikian, menurut Agus, pihaknya berharap pedagang tidak menaikkan harga terlalu tinggi karena akan merugikan masyarakat. Berdasarkan pantauan Kompas, harga kelapa muda di Palembang pada bulan puasa mencapai Rp 7.500 per butir, lebih tinggi dibandingkan harga pada hari biasa sebesar Rp 5.000 per butir.