JAKARTA, KOMPAS — BUMN yang bergerak di sektor usaha konstruksi ditargetkan mampu membangun 1.000 kilometer jalan tol sampai 2019. Pembangunan jalan tol dinilai merupakan salah satu upaya melakukan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta menekan biaya logistik.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara Pontas Tambunan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/5), mengatakan hal tersebut.
Menurut Pontas, sejak 1978 sampai 2015, jalan tol yang dibangun hanya sepanjang 590 kilometer (km).
"Sampai 2019 nanti, target BUMN membangun 1.000 kilometer jalan tol," kata Pontas. Pembangunan jalan tol merupakan salah satu upaya menekan biaya logistik dari 25 persen dari produk domestik bruto (PDB) menjadi 15 persen dari PDB pada 2019.
Hadir dalam acara itu antara lain Direktur Utama (Dirut) PT Waskita Karya (Persero) M Choliq, Dirut PT Jasa Marga Desi Arryani, Dirut PT Wijaya Karya Bintang Perbowo, dan Dirut PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putra.
Selain itu, lanjut Pontas, pembangunan jalan tol, seperti Trans-Sumatera dan Trans-Jawa, termasuk pembangunan jalan di wilayah timur Indonesia, merupakan upaya pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan sehingga di daerah-daerah tumbuh pusat-pusat ekonomi baru.
Infrastruktur lain
Pontas menambahkan, untuk menekan biaya logistik, tentu tidak hanya terkait dengan pembangunan jalan tol, tetapi juga infrastruktur lain, seperti pelabuhan atau dermaga utama dan pelabuhan pendukung. Masalah sistem kepelabuhanan terkait waktu bongkar muat juga menjadi aspek penting.
Melalui berbagai proyek yang dikerjakan, menurut Pontas, belanja modal BUMN di bidang usaha konstruksi dan sarana ditargetkan mencapai Rp 113 triliun pada 2017. Modal kerja BUMN di bidang usaha konstruksi dan sarana pada 2016 sebesar Rp 38 triliun.
Choliq mengatakan, pembangunan jalan tol saat ini diperkirakan melebihi target 1.000 km pada 2019.
"Sampai 2019, harus selesai (jalan tol) sepanjang 1.270 kilometer," katanya. Ia menambahkan, jalan tol yang ada saat ini mencapai 700 km. Tahun 2017, ditargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 400 km, tahun 2018 sepanjang 400 km, dan pada tahun 2019 sepanjang 500 km.
Dengan demikian, lanjut Choliq, total panjang tol yang akan dibangun sampai 2019 mencapai 1.300 km. Jika ditambah dengan jalan tol yang sudah ada, secara akumulatif panjang jalan tol bisa mencapai 2.000 km pada 2019.
Beberapa proyek jalan tol yang sedang dikerjakan saat ini antara lain proyek jalan tol Trans-Sumetera, seperti ruas Medan-Binjai 17 km, Tebing Tinggi-Kisaran 60 km, Medan-Kualanamu 61,8 km, Parapat-Tebing Tinggi 98,5 km, Pekanbaru-Dumai 130 km, Palembang-Tanjung Api-api 90 km, Kayu Agung-Palembang-Betung 111,6 km, Bakauheni-Terbangi Besar 130 km, Terbangi Besar-Pematangpanggang 100 km, Pematangpanggang-Kayu Agung 85 km, dan Palembang-Indralaya 22 km. Target selesai sejumlah ruas itu yakni pada tahun 2017, 2018, dan 2019.
Untuk Trans-Jawa, proyek jalan tol yang masih dikerjakan adalah ruas Pejagan-Pemalang 57,5 km, Pemalang-Batang 39,2 km, Batang-Semarang 75 km, Semarang-Solo 73 km, Solo-Ngawi 90,2 km, Ngawi-Kertosono 87 km, Surabaya-Mojokerto 36,3 km, Gempol-Pasuruan 34 km, Pasuruan-Probolinggo 31,3 km, dan Pandaan-Malang 37,6 km. Target penyelesaian sejumlah proyek itu pada tahun 2017, 2018, dan 2019. (FER)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.