logo Kompas.id
EkonomiPendapatan Negara Meleset dari...
Iklan

Pendapatan Negara Meleset dari Target

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kendati ada kenaikan harga minyak, pendapatan negara diperkirakan turun Rp 15 triliun dari target total pendapatan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017. Hal itu antara lain terjadi karena penerimaan negara dari pajak diperkirakan turun. Pemerintah berencana memangkas lagi belanja negara, terutama belanja barang dan jasa di semua kementerian dan lembaga. Pada Selasa (30/5), Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas penyusunan Rancangan APBN Perubahan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, ada perubahan yang memengaruhi pendapatan negara, antara lain asumsi harga minyak yang dalam APBN 2017 ditetapkan sebesar Rp 45 dollar per barrel, sementara saat ini rata-rata harga minyak dunia mencapai 50 dollar AS per barrel.Faktor lain adalah penerimaan dari pajak yang diperkirakan turun. Dalam APBN 2017, penerimaan pajak diasumsikan tumbuh 16 persen dibandingkan dengan 2016, tetapi penerimaan negara dari pajak diperkirakan hanya tumbuh 13 persen. "Akan ada kenaikan penerimaan dari minyak, tetapi ada penurunan dari penerimaan pajak sehingga mungkin secara total turun Rp 15 triliun," tutur Sri Mulyani.Presiden Joko Widodo kembali meminta semua kementerian dan lembaga untuk menghemat belanja barang, perjalanan dinas, dan semacamnya. Sri Mulyani memperkirakan, ada Rp 16 triliun anggaran belanja yang layak untuk dipangkas.Tumbuh 5,3 persenKendati demikian, pemerintah tetap optimistis perekonomian akan tumbuh 5,3 persen. "Untuk bisa mencapai 5,3 persen kita harus tumbuh lebih tinggi di triwulan II-IV, yakni sekitar 5,4 persen," ujar Sri Mulyani.Sementara itu, ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2017 tumbuh 5,1-5,2 persen. Konsumsi rumah tangga akan menjadi penopang pertumbuhan karena didukung belanja pada bulan Ramadhan dan Lebaran. Hal itu mengemuka dalam Tinjauan Ekonomi 2017 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Jakarta, Selasa. Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2017 sebesar 4,93 persen.Namun, tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada masa Ramadhan dan Lebaran turun. Pada periode Ramadhan dan Lebaran 2011, pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga 5,9 persen, sedangkan pada 2016 sebesar 5,1 persen.Adapun pertumbuhan ekspor pada triwulan II-2017 diperkirakan turun menjadi 7 persen karena penurunan harga komoditas. Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy mengemukakan, peran ekspor yang tetap besar akan berlanjut meski harga sejumlah komoditas terkoreksi turun dalam beberapa bulan terakhir ini. (NTA/HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000