JAKARTA, KOMPAS — Musim panen garam yang diprediksi berlangsung mulai Juli harus diantisipasi dengan mendorong perbaikan pola produksi dan teknologi garam rakyat agar terjadi peningkatan produksi dan mutu garam. Pemerintah perlu berperan menggerakkan sentra-sentra produksi garam rakyat yang sempat terpuruk akibat kegagalan panen tahun lalu.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam Jawa Timur Muhammad Hasan, saat dihubungi Kompas di Jakarta, Minggu (4/6), mengemukakan, sebulan menjelang musim panen garam, pemerintah diminta menghentikan impor garam konsumsi dan fokus mendorong kebangkitan produksi dan kualitas garam rakyat.
”Ini momentum tepat untuk memaksimalkan kapasitas produksi garam rakyat. Pemerintah sebaiknya tidak lagi memberikan izin impor garam konsumsi, tetapi fokus pada kebangkitan produksi garam rakyat,” katanya.
Dalam kondisi normal, panen raya garam rakyat berlangsung awal Juli sampai Desember. Saat ini, harga garam di tingkat petani mencapai titik tertinggi, yakni Rp 2.000-Rp 2.500 per kilogram. Pemerintah diharapkan menjaga situasi harga garam yang kondusif bagi petambak.
Hasan menambahkan, penerapan teknologi perlu dioptimalkan mencakup penyaringan dengan ulin filter, teknologi geomembran untuk peningkatan volume dan mutu garam, ataupun teknologi prisma yang berperan mendorong produksi garam di tengah anomali cuaca atau cuaca hujan. Anomali cuaca kerap menjadi penyebab utama kegagalan panen garam rakyat.
Kebutuhan pabrik
Secara terpisah, Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko mengemukakan, pihaknya telah mengajukan usulan impor garam konsumsi tahap kedua sebesar 151.000 ton. Impor itu antara lain untuk mengisi kebutuhan pabrik garam dan industri kecil menengah.
”Kita melihat dan menunggu sambil melihat kondisi kebutuhan garam di lapangan atau pasar,” katanya.
Sebelumnya, PT Garam telah melakukan impor garam konsumsi dari India dan Australia sebanyak 75.000 ton pada April lalu dengan mengacu pada rekomendasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Impor garam konsumsi diberikan menyusul kelangkaan stok nasional akibat kegagalan panen garam rakyat.
Direktur Pemasaran PT Garam Ali Mahdi mengemukakan, stok garam yang tersimpan di gudang milik PT Garam saat ini berkisar 4.500 ton. Adapun kebutuhan konsumsi garam nasional setiap bulan berkisar 70.000 ton.
”Stok yang ada dihemat dan dibatasi penggunaannya. Mudah-mudahan panen bisa lebih awal sehingga bisa mengatasi kekurangan stok,” katanya. (LKT)