PT Pupuk Indonesia Tawarkan Obligasi Rp 3,6 Triliun
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pupuk Indonesia (Persero) menerbitkan obligasi senilai Rp 3,6 triliun melalui penawaran umum berkelanjutan tahap I tahun 2017. Penerbitan surat utang ini direncanakan dipakai untuk melunasi obligasi I Pupuk Indonesia tahun 2014 seri A serta dialokasikan untuk pinjaman kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Penerbitan obligasi kali ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan senilai total Rp 10 triliun. Obligasi berkelanjutan I tahap I Pupuk Indonesia terbagi dua seri, yakni seri A bertenor tiga tahun dan seri B bertenor tujuh tahun.
Pertemuan uji tuntas (due diligence) dan ekspos publik dilaksanakan di Jakarta, Senin (12/6). Masa penawaran awal akan berlangsung selama 12-20 Juni 2012, sementara pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan diharapkan terbit pada 23 Juni 2017. Dengan demikian, penawaran umum diharapkan berlangsung pada 4-7 Juli 2017.
Surat utang tanpa jaminan (clean basis) tersebut telah mendapat peringkat AAA dari Fitch Ratings. Sesuai rencana, pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat menyebutkan, penjualan pupuk perseroan untuk sektor pangan tercatat 9,18 juta ton tahun lalu, naik dibandingkan dengan tahun 2015 yang 8,88 juta ton. Sementara penjualan untuk sektor perkebunan turun dari 2,03 juta ton menjadi 1,54 juta ton. ”(Penurunan di perkebunan) kemungkinan terkait periode tanam dan pemupukan,” ujarnya.
Sementara itu, ekspor pupuk naik dari 844.700 ton tahun 2015 menjadi 1,37 juta ton tahun lalu, dan ekspor amoniak naik dari 879.100 ton menjadi 1 juta ton. Secara umum total volume penjualan di pasar domestik sepanjang tahun lalu turun menjadi 11,07 juta ton, dari tahun 2015 yang 11,14 juta ton. Namun, pejualan nondomestik naik dari 1,49 juta ton menjadi 2,02 juta ton.
Pendapatan perseroan selama tahun lalu mencapai Rp 64,16 triliun, turun dibandingkan dengan tahun 2015 yang Rp 66,23 triliun. Laba kotor naik dari Rp 12,07 triliun menjadi Rp 12,19 triliun, sementara laba usaha naik dari Rp 6,62 triliun menjadi Rp 7,66 triliun.
Pupuk Indonesia merupakan produsen pupuk dan petrokimia di mana 100 persen sahamnya dikuasai oleh negara. Pupuk Indonesia memiliki sejumlah anak usaha, antara lain PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja, Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Kalimantan Timur.
Selain itu anak usaha lainnya, antara lain, PT Petrokimia Gresik, PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Pangan, dan PT Pupuk Indonesia Energi.