logo Kompas.id
EkonomiBalon Udara Membahayakan...
Iklan

Balon Udara Membahayakan Penerbangan

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Hingga Selasa (27/6) sore, berdasarkan laporan dari pilot berbagai maskapai, masih terdapat banyak balon udara di atas wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya. Ketinggian balon bahkan mencapai 40.000 kaki di atas permukaan laut. Seluruh penerbangan dari dan menuju Yogyakarta diminta untuk berhati-hati karena banyaknya balon di wilayah tersebut. Pilot NAM Air IN080 Yogyakarta-Palembang harus mengubah arah penerbangan karena dua kali bertemu dengan balon udara. Balon pertama berjarak hanya 1 nautical mile (kurang dari 2 kilometer) pada ketinggian 25.000 kaki. Balon lainnya terlihat di ketinggian 17.200 kaki dengan jarak 3 nautical mile.Pilot Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 616 rute Denpasar-Jakarta melihat dua balon di ketinggian 30.000 kaki dan 40.000 kaki dengan jarak 30 nautical mile. Ketua Jaringan Penerbangan Indonesia yang juga anggota Ombudsman RI untuk Bidang Transportasi, Infrastruktur, Infokom, dan Lingkungan Hidup, Alvin Lie, mengatakan, balon udara membahayakan penerbangan. "Sudah seperti ladang pembunuhan. Bahkan ada balon yang tersangkut di jaringan transmisi listrik Jawa-Bali. Petugas harus mempertaruhkan nyawa untuk mengambil balon yang tersangkut," kata Alvin.Menurut Alvin, masyarakat harus bisa membedakan antara tradisi dan kebiasaan. "Tradisi mengandung nilai kultural dan pesan moral yang kuat dan diturunkan dari generasi ke generasi sebagai kearifan lokal. Bukan sekadar kebiasaan yang dilakukan banyak orang," kata Alvin.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah mengirim surat kepada Kepala Polda Jawa Tengah untuk membantu mencegah pelepasan balon udara lagi. "Saya mengapresiasi Kapolda yang langsung berkoordinasi dengan polres setempat untuk mencegah pelepasan balon udara. Ada dua orang yang ditangkap karena melepas balon udara dengan kemampuan jelajah yang tinggi," kata Budi Karya.Dia juga meminta AirNav Indonesia membuat kegiatan yang menampung kearifan lokal masyarakat Wonosobo, tetapi tetap aman bagi penerbangan. AirNav sudah berdiskusi dengan masyarakat di sana dan kegiatan itu tetap akan ada, tetapi diatur lokasi dan batas ketinggian. Ketinggian yang diperbolehkan maksimal hanya 500 meter.Pelepasan balon udara tradisional membahayakan keselamatan penerbangan karena bisa terbang bebas tanpa terkendali dan bisa mencapai radius 100 nautical mile dari titik pelepasan. Sejak beberapa hari lalu, masyarakat Wonosobo , Cilacap, Kebumen, dan Purworejo melepaskan balon udara dengan kemampuan jelajah tinggi. Untuk mengantisipasi dampak buruk, AirNav Indonesia mengeluarkan Notice to Airman (Notam) supaya tidak terbang di daerah yang banyak balon karena membahayakan penerbangan. (ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000