IHSG Mencetak Rekor Baru Lagi
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan Senin (3/7) mencapai rekor baru di level 5.910, naik 80 poin atau 1,38 persen dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (23/6). Selain didukung oleh sentimen positif di pasar global, Indeks Harga Saham Gabungan juga dipengaruhi realisasi inflasi yang sejauh ini tetap terkendali.Setelah pasar libur panjang selama sepekan lebih dalam rangka cuti bersama Lebaran 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat pada pembukaan perdagangan di level 5.846. Volume perdagangan sepanjang Senin mencapai 6,7 miliar dengan frekuensi 349.978 kali dan nilai Rp 8,7 triliun. Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengatakan, kenaikan harga beberapa komoditas memberi efek positif bagi pasar keuangan Asia. "Dari pasar domestik, inflasi Juni yang terkendali menjadi sentimen positif karena masih dalam target sasaran Bank Indonesia," ujar Josua. Dengan realisasi inflasi yang terkendali, Josua memperkirakan bahwa suku bunga acuan BI akan tetap stabil hingga akhir tahun sehingga bisa mendukung daya beli masyarakat. Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Dian Ayu Yustina, mengatakan, dari pasar global juga muncul sentimen positif karena sejumlah bank sentral negara-negara maju lebih optimistis melihat prospek perekonomian. Sinyal positif yang ditunjukkan oleh sejumlah bank sentral itu menyebabkan para investor berani mengambil risiko dengan masuk ke pasar saham. "Hal ini ikut memberi dampak positif ke IHSG," kata Dian.Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menjelaskan, para investor ingin merealisasikan kinerja portofolio selama sepekan saat pasar keuangan libur. Meski demikian, frekuensi, volume, dan nilai transaksi pada hari pertama setelah libur itu menjadi tinggi. Selama sepekan cuti bersama, di dalam negeri juga tidak ada kejadian menonjol yang berpotensi memberi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Begitu pasar buka setelah libur Lebaran, para investor masuk lagi ke pasar saham sehingga IHSG terdongkrak. Kenaikan yang cukup signifikan menyebabkan sejumlah kalangan memproyeksikan, IHSG di level 6.000 akan bisa dicapai dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Apalagi, fundamen ekonomi Indonesia terus membaik. (AHA)