logo Kompas.id
EkonomiMekanisasi Jadi Solusi
Iklan

Mekanisasi Jadi Solusi

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Ongkos produksi padi di Indonesia tertinggi dibandingkan dengan negara produsen lain di Asia. Upah pekerja dan sewa lahan mendominasi struktur biaya. Mekanisasi dinilai menjadi salah satu solusi yang bisa ditempuh pemerintah.Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin, Senin (10/7), menyebutkan, berdasarkan penelitian International Rice Research Institute (IRRI) 2016, ongkos produksi padi di Indonesia Rp 4.079 per kilogram (kg). Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan di Filipina yang Rp 3.224 per kg, China Rp 3.661 per kg, India Rp 2.306 per kg, Thailand Rp 2.291 per kg, atau Vietnam Rp 1.679 per kg.Dari Rp 4.079 ongkos itu, sebanyak Rp 1.380 atau 33,8 persen di antaranya adalah upah buruh lepas dan pekerja keluarga. Dari Rp 1.380 ongkos pekerja, Rp 402 di antaranya merupakan ongkos tenaga perawatan tanaman dan Rp 670 untuk biaya pemanenan. Sementara Rp 1.719 atau 42,1 persen lainnya merupakan biaya sewa lahan. Ironisnya, upah buruh tani Indonesia Rp 86.593 per hari, lebih rendah daripada China yang Rp 208.159, Filipina Rp 86.752, Thailand Rp 181.891, atau Vietnam Rp 121.308. Pemakaian alat mesin pertanian masih kurang sehingga produksi padi di Indonesia melibatkan lebih banyak tenaga manusia.Menurut Bustanul, pemerintah perlu menyiapkan situasi yang mendorong perluasan mekanisasi pertanian. Layaknya penjualan sepeda motor, perluasan alat mesin pertanian perlu didukung layanan penjualan, bengkel, purnajual, dan bahan bakar yang mudah bagi petani. "Selama ini petani harus membeli bahan bakar nonsubsidi untuk traktor mereka," ujarnya.Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menambahkan, harga pangan cenderung stabil, tetapi berada di atas harga acuan penjualan. Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di 160 pasar di Indonesia, selama 9 September 2016 hingga 12 Juni 2017, menunjukkan bahwa harga beras medium 17 persen lebih mahal daripada harga acuan.Harga beras kualitas medium di Indonesia, berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada April 2017, mencapai 0,79 dollar AS per kg. Sementara di Thailand 0,33 dollar AS per kg, Myanmar 0,28 dollar AS per kg, atau Banglades 0,49 dollar AS per kg.Masalah huluPemerintah, terutama pemerintah daerah, dinilai belum sepenuhnya memberdayakan petani padi, termasuk pusat pengeringan dan penggilingan padi berskala kecil di daerah-daerah. Akibatnya, gabah petani tak dapat diolah secara maksimal pascapanen di sentra produksi. Sebaliknya, gabah petani justru menjadi incaran para tengkulak.Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, kalau ingin menyelesaikan masalah perberasan, harus diselesaikan di hulu.Menurut Sutarto, kepemilikan luas lahan oleh petani di Jawa rendah, rata-rata 0,3 hektar sehingga biaya produksi kurang efisien. Tumpuan produksi pada petani gurem. "Tidak bisa mekanisasi karena lahan kecil-kecil. Pemupukan mungkin juga berlebihan. Biaya pengolahan tak efisien karena lahan kecil-kecil," katanya. Oleh karena itu, menggarap lahan tanaman padi menjadi bukan pekerjaan pokok, tetapi pekerjaan sampingan.Seperti diberitakan, Satuan Tugas Pangan yang dibentuk Polri akan mendalami mata rantai pasok dalam perdagangan bebas. Komoditas itu menjadi fokus karena distribusi pendapatan dalam rantai perdagangan belum merata sehingga pendapatan petani jauh lebih rendah (Kompas, 10/7).Sutarto menambahkan, sentra penggilingan padi skala kecil tidak dilengkapi dengan mesin pengering. Saat panen raya pada musim hujan, gabah petani tidak tertangani dengan baik sehingga banyak gabah rusak dan harga jatuh. Oleh karena itu, pemerintah, terutama pemerintah daerah, perlu memberdayakan sentra-sentra penggilingan dan pengeringan padi di daerah-daerah, terutama di tingkat desa dan kecamatan. Menurut Sutarto, sentra penggilingan padi skala kecil sulit mendapatkan kredit untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas. Saat ini, ada 172.000 sentra penggilingan padi berskala kecil, 8.000 penggilingan berskala sedang, dan 2.000 penggilingan, termasuk pengeringan padi, berskala besar.Tanpa pemberdayaan sentra penggilingan dan pengeringan padi skala kecil, penanganan pascapanen petani padi tidak maksimal. (MKN/FER)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000