logo Kompas.id
EkonomiStabilitas Perlu Koordinasi
Iklan

Stabilitas Perlu Koordinasi

Oleh
· 2 menit baca

NUSA DUA, KOMPAS — Kondisi politik dan ekonomi yang stabil tidak datang secara alamiah. Keduanya membutuhkan kerja keras, perencanaan matang, dan koordinasi antarorganisasi pemerintah yang konsisten. Demikian isi pidato Dilemma of Development dari Wakil Presiden 2009-2014 Boediono dalam rangkaian seminar internasional Navigating Financial Stability in an Evolving Global Economic System, Kamis (13/7) malam, di Nusa Dua, Bali. Seminar tersebut merupakan kerja sama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Boediono menyebutkan tiga penyebab negara gagal berkembang. Penyebab pertama adalah perencanaan buruk. Perencanaan yang buruk ini sangat dipengaruhi faktor sumber daya manusia, seperti kualitas personel pemerintah di bawah standar dan lembaga negara yang koruptif. Penyebab kedua adalah implementasi rencana yang buruk. Adapun penyebab ketiga adalah perencanaan dan implementasi yang buruk."Saya belajar bahwa jika ingin memiliki rencana yang benar, maka harus ada organisasi yang benar pula. Masalah yang dihadapi negara-negara berkembang adalah kegagalan koordinasi. Koordinasi menjadi komoditas penting agar terhindar dari perkembangan yang lambat," ujarnya. Boediono mencontohkan negara yang menerapkan rencana dan implementasi benar, antara lain Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan China. Negara-negara tersebut memiliki sejarah koordinasi antarorganisasi pemerintah yang kuat, membangun institusi yang kuat, dan strategi pemecahan masalah jangka panjang. Mereka juga fokus menguatkan perekonomian domestik. Manfaat Ekonom sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011-2014 Mari Elka Pangestu memiliki pandangan yang mirip dengan Boediono. Menurut dia, saat ini Indonesia membutuhkan kemampuan yang baik untuk mengatasi ketidakpastian situasi global. "Indonesia harus mengambil manfaat sebesar-besarnya atas globalisasi yang terjadi. Kemunculan teknologi digital, misalnya, seharusnya dimanfaatkan untuk menambah akses pemasaran dan kredit dari layanan pinjam-meminjam berbasis teknologi informasi. Jadi, itu bukan sekadar menyediakan kredit usaha rakyat," kata Mari dalam paparannya, Jumat (14/7) pagi. Di sisi lain, Mari juga berharap Indonesia ikut mengambil peran di tengah perkembangan global saat ini. Ia lantas mencontohkan kepemimpinan di Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga pasar regional bisa diraih. "Jangan lupakan juga kompetensi dan pembangunan kualitas sumber daya manusia," katanya. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengemukakan, menjaga stabilitas perekonomian saja tidak cukup. Ketidakpastian kondisi global saat ini membutuhkan cara pandang yang berbeda. Pengalaman masa lalu menjadi bahan pelajaran penting dan harus diikuti dengan peningkatan koordinasi antarinstitusi dalam pembuatan rencana pencegahan krisis. "Indonesia sekarang membutuhkan pertumbuhan ekonomi tinggi agar warga sejahtera, kemiskinan berkurang, dan serapan lapangan kerja meningkat," ujar Muliaman. (MED)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000