BELU, KOMPAS — Bank Indonesia meluncurkan proyek percontohan BI Jangkau di Pos Lintas Batas Negara Mota’ain, Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Senin (17/7). Nantinya BI Jangkau akan dilakukan juga di tujuh provinsi lain, yakni Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua.
BI Jangkau adalah perluasan jalur distribusi uang dan layanan kas BI. Layanan ini dilakukan dengan mengoptimalkan jaringan perbankan, pegadaian, dan pihak lain.
Peluncuran BI Jangkau di NTT ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi dan direksi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Bank Pembangunan Daerah NTT, dan Pegadaian. Deputi Gubernur BI Sugeng dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya juga hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian itu.
”Layanan ini untuk memastikan rupiah hadir di seluruh wilayah Indonesia. Rupiah merupakan simbol kedaulatan negeri,” kata Suhaedi.
Frans Lebu Raya dalam sambutannya mengapresiasi penyediaan rupiah di perbatasan RI. ”Dengan demikian, ada kedaulatan rupiah di negeri ini,” katanya.
Pos Lintas Batas Negara Mota’ain adalah perbatasan antara NTT di wilayah RI dan Timor-Leste.