logo Kompas.id
EkonomiNelayan Menunggu Alat Tangkap ...
Iklan

Nelayan Menunggu Alat Tangkap Pengganti

Oleh
· 2 menit baca

DEMAK, KOMPAS — Nelayan kecil di Demak, Semarang, dan Pati, Jawa Tengah, berharap pemerintah segera menuntaskan persoalan alih fungsi alat tangkap cantrang pada akhir Juli 2017. Dari upaya alih fungsi jaring cantrang untuk nelayan tradisional saja, pemerintah sudah kewalahan. Sementara nelayan besar dengan kapal di atas 20 gros ton juga masih banyak yang belum tertangani."Sekarang nelayan tidak bisa berbuat banyak. Melaut paling banyak memperoleh penghasilan Rp 25.000 sudah lumayan. Pendapatan jauh dibanding saat masih menggunakan jaring cantrang, bisa di atas Rp 100.000 sehari," ujar Moh Salim (48), nelayan di Morodemak, Kabupaten Demak, Minggu (16/7).Nelayan lain di Wedung, Demak, Sumarno (50) dari Karya Mina Wedung, mengatakan, nelayan sudah banyak yang membakar jaring cantrang sejak larangan berlaku. Mereka bersedia membakar jaring cantrang setelah merasa yakin segera memperoleh ganti alat tangkap. Namun, setelah tidak lagi punya alat tangkap, saat ini nelayan belum mendapatkan ganti alat tangkap baru.Ketua Front Nelayan Bersatu (FNB) Wilayah Jawa dan Sumatera Bambang Wicaksono mengemukakan, setelah aksi nelayan di Jakarta pekan lalu, nelayan di Jawa Tengah kini hanya fokus soal percepatan pergantian jaring cantrang ke jaring yang ramah lingkungan.Apabila jaring sudah tersedia, nelayan akan memperbarui surat izin penangkapan ikan dengan segera. "Nelayan sebenarnya bukannya menolak alih fungsi jaring. Hanya saja, pemerintah selama ini hanya mengobral janji dalam hal penyediaan alat jaring ramah lingkungan. Ini, kan, perlu segera dituntaskan karena nelayan butuh hidup," ujar Bambang.Nelayan di Kabupaten Pandeglang, Banten, juga mengeluhkan berbagai persoalan yang muncul sehubungan rencana pelarangan cantrang oleh pemerintah. Persoalan-persoalan seperti belum adanya bantuan alat tangkap pengganti, kerisauan berhadapan dengan patroli, dan ancaman pengangguran menjadi keluhan utama.Menurut Ketua Bidang Nelayan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pandeglang Nawawi Nurhadi di Pandeglang, Minggu, belum ada pemilik kapal dengan cantrang di Pandeglang yang mendapatkan bantuan tersebut.Di Kabupaten Pandeglang, misalnya, terdapat sekitar 40 pemilik kapal yang menggunakan cantrang. Nelayan akan sangat terbebani jika harus mengganti alat tangkap dengan biaya sendiri karena jauh lebih mahal. Nawawi mengatakan, harga satu set cantrang paling mahal Rp 30 juta."Sementara satu set alat tangkap yang tidak dilarang seperti jaring insang (gill net) harganya sekitar Rp 200 juta," katanya.(WHO/BAY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000