Jasa Pembayaran Digital Menjadi Bisnis Baru Tokopedia

ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Presiden Joko Widodo (tengah), didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad (kedua dari kanan), menyimak penjelasan Direktur Konsumer Bank BRI Sis Apik Wijayanto (keempat dari kiri) mengenai sistem pembayaran nontunai dalam pameran Indonesia Fintech Festival & Converence 2016 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/8). Pemerintah melalui Bank Indonesia selaku regulator mendorong pengembangan industri layanan keuangan digital atau lebih dikenal dengan financial technology, dengan demikian pembayaran dinilai akan menjadi lebih aman, mudah, dan efisien.

JAKARTA, KOMPAS — Bisnis jasa pembayaran menjadi peruntungan baru bagi Tokopedia, perusahaan penyedia laman pemasaran asal Jakarta. Sejak diluncurkan akhir Desember 2015, Tokopedia telah melayani pembayaran lebih dari 10 produk digital.

Ke-10 produk digital yang dimaksud antara lain tagihan pulsa, iuran jaminan sosial, kupon permainan, dan tiket kereta api.

Chief Operational Officer Tokopedia Leontinus Alpha Edison, Rabu (19/7), di Jakarta, mengatakan, pihaknya bahkan telah memiliki TokoCash, dompet elektronik Tokopedia, untuk mempermudah pembayaran.

”Sasaran kami adalah anak muda. Mereka umumnya menyukai pola hidup yang praktis, seperti pembayaran tagihan melalui sistem transaksi berbasis internet. Mereka tidak ragu-ragu menjadi cashless society,” ujar Leontinus.

Pada hari yang sama, Tokopedia mengumumkan kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk pembayaran tagihan Indihome. Sebelumnya, kemitraan Tokopedia-Telkom mencakup transaksi jual beli pulsa layanan seluler Telkomsel, anak perusahaan Telkom.

Menurut Leontinus, jasa penyediaan laman pemasaran tetap menjadi bisnis utama Tokopedia. Perusahaan sekarang mendorong mitra UMKM agar lebih aktif berdagang. Untuk menambah servis kepada mitra, perusahaan menyediakan fasilitas kredit usaha produktif.

”Mitra UMKM yang aktif berdagang mencapai 1,5 juta. Adapun penerima pinjaman sebanyak 1.000 perusahaan. Kami bekerja sama dengan BRI, BNI, DBS Bank, Bank Sampoerna, dan beberapa perusahaan rintisan bidang teknologi finansial untuk alokasi dana kredit,” tutur Leontinus.