logo Kompas.id
EkonomiKejahatan Siber Sasar Nasabah
Iklan

Kejahatan Siber Sasar Nasabah

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Industri jasa keuangan menjadi sasaran utama kejahatan siber di tingkat global saat ini. Model serangannya mulai menyasar ke perangkat yang dipakai oleh nasabah untuk bertransaksi sehari-hari, seperti layanan perbankan melalui internet dan gawai. Territory Channel Manager Indonesia, Kaspersky Lab Asia Pasifik, Donny Koesmandarin memberi contoh Carbanak, salah satu varian virus berupa perangkat lunak pemeras (ransomware) yang banyak menyerang perbankan. Kaspersky memperkirakan, kerugian yang diderita bank mencapai sekitar satu miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun pada 2015 secara global. Metode serangan dimulai dari rekayasa sosial. Penyerang menghubungi korban melalui jalur kontak pelanggan, lalu mengatakan mereka tidak dapat memakai reservasi dalam jaringan. Mereka meminta korban mengirimkan informasi ke agen melalui surel. "Motif serangan bergeser dari awalnya mencari popularitas menjadi reputasi finansial. Secara global, pemakai perangkat bergerak kian rentan ancaman kejahatan siber, terutama mobile ransomware," ujar Donny, Selasa (18/7), di Jakarta. Laporan Kaspersky Lab, April 2016-Maret 2017, menyebutkan, 218.625 paket instalasi mobile Trojan-ransomware ditemukan. Jumlah ini 3,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan periode laporan April 2015-Maret 2016. Jumlah pengguna perangkat bergerak yang diserang mobile ransomware mencapai 136.532 orang. Jumlah ini memang menurun 4,62 persen daripada hasil survei yang dimuat dalam Laporan Kaspersky Lab April 2015-Maret 2016. Namun, Donny menekankan bahwa potensi ancaman mobile ransomware sudah ditemukan di perangkat bergerak bersistem operasi iOS. "Sebelumnya, ancaman lebih banyak ditemukan di sistem operasi Android," ujarnya.Peringkat pertamaAmerika Serikat menempati peringkat pertama negara yang diserang oleh mobile ransomware. Urutan berikutnya adalah Kanada, Jerman, dan Inggris. Temuan ini berbeda dengan periode April 2015-Maret 2016 ketika peringkat pertama diduduki oleh Jerman. Donny mengemukakan bahwa serangan ransomware ke komputer desktop PC tetap marak. Metode serangan lebih rumit ketimbang melalui perangkat bergerak. Yang diincar tidak hanya negara maju, tetapi juga negara berkembang. Sepuluh negara teratas yang warganya banyak diserang ransomware dan berbagai jenis perangkat lunak perusak adalah Turki, Vietnam, India, Italia, Banglades, Jepang, Iran, Spanyol, Aljazair, dan China. Chief Information Officer Standard Chartered Bank Indonesia Branch Slamet Riyoso, yang ditemui terpisah, mengatakan, telah dibangun divisi teknologi informasi di setiap lini bisnis Standard Chartered. Divisi ini mengembangkan produk perbankan sesuai dengan tren digital dan membantu pengelolaan keamanan siber. "Keamanan dan kerahasiaan data nasabah diutamakan. Kami rutin menggelar pembaruan antivirus. Kami juga mempunyai tim pengawasan untuk mendeteksi ancaman kejahatan siber," ujar Slamet. Untuk informasi kewaspadaan ancaman kejahatan siber, lanjut dia, tim Standard Chartered Bank Indonesia Branch berkoordinasi dengan perusahaan induk. (MED)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000