logo Kompas.id
EkonomiSerangan Wereng Cukup Parah
Iklan

Serangan Wereng Cukup Parah

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Serangan hama wereng coklat dan penyakit kerdil hampa padi dinilai cukup parah pada musim tanam kedua tahun ini. Akumulasi faktor kemarau basah, penanaman terus-menerus, serta ketidaktepatan jenis dan dosis pestisida memicu ledakan populasi wereng.Ketua Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) Suryo Wiyono di Jakarta, Kamis (20/7), menyampaikan, serangan wereng batang coklat dan penyakit kerdil hampa tahun ini cukup parah. Bahkan, serangan wereng kali ini merupakan salah satu yang terparah setelah tahun 1974/1975, 1986, 1998, dan 2010/2011. Menurut catatan Klinik Tanaman IPB, wereng coklat menjadi hama yang dominan memicu kerusakan tanaman dan merugikan petani.Serangan wereng antara lain dilaporkan petani mitra IPB di sentra-sentra padi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Lampung. Dampak serangan, selain menekan produktivitas lahan, juga membuat pendapatan petani anjlok. Bahkan, petani rugi dan menanggung utang ongkos produksi.Penelusuran Kompas di beberapa tempat panen padi di Indramayu, Subang, dan Purwakarta (Jawa Barat) pada awal Juli 2017 menunjukkan serangan wereng dengan intensitas beragam. Sejumlah petani mengatakan, setelah terserang wereng coklat, rumpun-rumpun padi terjangkit virus kerdil hampa. Akibatnya, pertumbuhan tanaman dan pembuahan terganggu sehingga banyak bulir padi hampa. Hasil panen Kaswa (43), petani di Karangmukti, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, misalnya, hanya sekitar 7,5 ton gabah kering panen (GKP) musim ini. Padahal, musim lalu dia bisa memanen 20 ton GKP dari 5 bahu (3,75 hektar) sawah garapannya. "(Dengan panen 7,5 ton itu) Pasti rugi," ujarnya.Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa menambahkan, serangan wereng cukup merata berdasarkan laporan petani anggota di daerah sentra padi, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kondisi itu berpotensi mengganggu pencapaian target produksi padi tahun ini.Akan tetapi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tidak merisaukan serangan hama penyakit itu. Saat memberikan sambutan di hadapan para peneliti dan anggota Perhimpunan Agronomi Indonesia di IPB International Convention Center di Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/7), Amran menilai luas tanaman terserang yang mencapai ribuan hektar itu masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan luas panen yang ditargetkan mencapai 14 juta hektar tahun ini. "Tak sebanding," ujarnya.Dampingi petaniSebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sekaligus Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian, Maman Suherman, menyebutkan, sejak awal tahun ini sampai dengan 27 Juni 2017, luas serangan hama dan penyakit sekitar 50.000 hektar. Dari luasan itu, sebagian besar atau 48.000 hektar di antaranya berskala ringan, 2.100 hektar skala sedang, 52 hektar skala berat, dan hanya 181 hektar puso. Sekitar 80 persen lahan yang terserang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.Menurut Maman, areal terserang relatif kecil dibandingkan dengan realisasi tanam padi yang sekitar 7,4 juta hektar. Sampai dengan akhir September 2017, luas tanam ditargetkan mencapai 10 juta hektar dan 14 juta hektar pada akhir tahun ini.Kini tim dari Klinik Tanaman IPB tengah berkeliling ke sentra- sentra padi untuk mendampingi petani. Menurut Suryo Wiyono, setelah Subang (Jawa Barat), Kebumen dan Klaten (Jawa Tengah), tim melanjutkan perjalanan ke Bojonegoro (Jawa Timur), dan direncanakan ke Serang (Banten) dan Lampung. (MKN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000