logo Kompas.id
EkonomiMinat Meningkat, Imbal Hasil...
Iklan

Minat Meningkat, Imbal Hasil SBN Turun

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPASImbal hasil Surat Berharga Negara berangsur-angsur turun. Namun, levelnya masih tergolong tinggi. Hal ini berimplikasi pada pembayaran bunga utang yang masih mahal. "Imbal hasil menurun, berarti minat terhadap Surat Berharga Negara (SBN) meningkat dari domestik maupun warga negara asing. Artinya, kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi makro Indonesia dan kebijakan yang diambil pemerintah, bagus," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan di Jakarta, Jumat (21/7). Menurut Robert, imbal hasil SBN dalam rupiah dengan tenor 10 tahun sudah turun sekitar 100 basis poin (bps), dari 7,91 persen pada Desember 2016 menjadi 6,9 persen pada bulan ini. Sementara untuk SBN dalam mata uang euro dengan tenor 10 tahun, imbal hasilnya juga turun dari 4,4 persen pada tahun lalu menjadi 3,85 persen pada Juli 2017. Demikian pula dengan SBN mata uang euro dengan tenor 30 tahun, turun dari 5,3 persen tahun lalu menjadi 4,75 persen. Adapun selisih tingkat bunga yang diperoleh Pemerintah Indonesia dibandingkan dengan tingkat bunga di pasar keuangan Eropa, tambah Robert, juga turun. Untuk SBN mata uang euro dengan tenor 10 tahun, selisihnya turun sekitar 100 bps. Adapun dengan tenor 30 tahun, selisihnya turun sekitar 50 bps. "Harusnya masih ada ruang untuk turun lagi," kata Robert. Tingkat bunga SBN domestik, menurut Robert, tergantung sejumlah faktor. Faktor itu di antaranya inflasi, kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), dan likuiditas keuangan domestik. Sementara untuk SBN mata uang asing antara lain dipengaruhi likuiditas domestik karena likuiditas di dalam negeri sangat terbatas. Secara terpisah, Yanuar Rizky dari perusahaan riset dan konsultan Bejana Investidata Globalindo, berpendapat, semestinya penurunan imbal hasil SBN sejalan dengan penurunan suku bunga BI. Namun, faktanya, penurunan imbal hasil SBN lebih lambat ketimbang penurunan suku bunga BI. "Momentum kita tidak banyak. Kita akan menerbitkan SBN terus. Suka atau tidak suka, bunga di pasar keuangan global akan naik. Jadi, imbal hasil SBN juga pada saatnya akan tertarik ke atas juga," kata Yanuar.Untuk itu, Yanuar menyarankan pemerintah agar lebih agresif dan kreatif menjaring masyarakat dalam negeri untuk berinvestasi SBN. Hal ini membutuhkan dukungan kebijakan dari BI dan Otoritas Jasa Keuangan agar menjadikan pembelian SBN sebagai komponen dalam rasio pinjaman terhadap simpanan sehingga bisa menurunkan giro wajib minimum primer. (LAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000