DiDi dan SoftBank Suntik Dana 2 Miliar Dollar AS ke Grab
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — DiDi Chuxing dan SoftBank Group akan menyuntikkan dana sebesar 2 miliar dollar AS kepada Grab, perusahaan aplikasi transportasi asal Singapura. Perolehan dana tersebut direncanakan untuk memperbesar skala bisnis Grab di Asia Tenggara.
Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Senin (24/7), mengatakan, suntikan dana masih bisa membesar sampai menjadi 2,5 miliar dollar AS. Ini akan membuat perusahaannya semakin kuat secara permodalan.
”Kami sekarang fokus meningkatkan pangsa pasar GrabPay di Asia Tenggara. Inovasi GrabPay juga terus dikembangkan agar bisa dipakai konsumen selama memakai jasa pemesanan kendaraan umum. Kami senang DiDi dan SoftBank Group memiliki visi yang sama dengan kami,” tutur Anthony.
Grab mengklaim bahwa aplikasinya telah diunduh lebih dari 50 juta perangkat seluler di Asia Tenggara. Wilayah operasionalnya berada di 65 kota di tujuh negara.
Pendiri dan CEO DiDi Cheng Wei mengungkapkan, DiDi dan Grab siap mengembangkan fitur inovasi transportasi sesuai kebutuhan penduduk Asia Tenggara. Keduanya berencana menggandeng pemerintah negara setempat selama proses pengembangan solusi teknologi.
Keberadaan DiDi sebagai penyedia aplikasi kendaraan terbilang kuat di China. Bersama Grab, keduanya mencoba menguasai pangsa pasar industri transportasi berbasis ekonomi berbagi atau ride sharing di Asia.
Laman berita Reuters pada 3 Agustus 2016 menyebutkan, DiDi mengumpulkan lebih banyak uang investasi daripada Uber China. Apple Inc, misalnya, ikut menambah deretan investor baru DiDi sepanjang tahun 2016. Sampai pertengahan tahun lalu, DiDi berhasil mengantongi dana hasil penyuntikan sampai 7,3 miliar dollar AS. Belum lagi, DiDi masih memiliki dana segar dari Alibaba dan Tencent sebanyak 10,5 miliar dollar AS.
Para pemegang saham telah memberikan valuasi sebesar 28 miliar dollar AS. Valuasi ini membuat DiDi menjadi perusahaan rintisan ketiga di dunia yang memiliki nilai tertinggi.
Sementara itu, Uber China berhasil mengantongi investasi 1,5 miliar dollar dari China Life, bank milik Baidu. Investasi lainnya berasal dari induk perusahaan, Uber Technologies, di Amerika Serikat. Uber menyebutkan hanya mendapat untung di Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara di luar China.