logo Kompas.id
EkonomiPotensi Florikultura Belum...
Iklan

Potensi Florikultura Belum Tergarap

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Industri florikultura, budidaya tanaman hias dan bunga, belum tergarap dengan baik meski Indonesia memiliki lahan subur, kaya plasma nutfah, dan agroklimat cocok. Padahal, nilai pasar ekspor komoditas itu terbilang tinggi, yakni 55 miliar dollar AS tahun lalu.Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Karen Tambayong dalam diskusi bertajuk "Kebangkitan Florikultura Indonesia" di Jakarta, Senin (24/7), mengatakan, Indonesia punya segudang potensi. Permintaan pasar florikultura juga tumbuh seiring bertambahnya golongan kelas menengah di banyak negara dunia.Sayangnya, produk florikultura Indonesia masih relatif kecil. Ekspor Indonesia bahkan tertinggal dibandingkan dengan negara lain, seperti Ekuador, Kenya, Kolombia, dan Etiopia. Sejumlah negara itu mengambil porsi ekspor yang selama ini dimiliki Belanda sebagai penghasil dan pengekspor produk florikultura terbesar di dunia.Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Glenn Pardede menambahkan, industri florikultura merupakan bisnis yang besar, tetapi belum dikelola dengan baik. Indonesia juga memiliki potensi pasar yang besar. Namun, potensi budidaya dan pasar yang besar belum tergarap dengan baik. Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan, selama ini Kementerian Pertanian menawarkan bantuan pengembangan ke daerah melalui pemerintah kota dan kabupaten. Namun, tawaran belum disambut dengan baik, tecermin dari jumlah usulan yang masih kecil.Padahal, komoditas florikultura cukup ekonomis. Dengan luas lahan yang lebih kecil, keuntungan dari budidaya bunga atau tanaman hias lebih besar dibandingkan dengan komoditas pertanian lain. Sarwo mencontohkan budidaya bunga melati di lahan 1.000 meter persegi yang bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp 62 juta per tiga bulan. "Kami membantu daerah mengembangkannya," ujarnya. Hari florikulturaPada kesempatan itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mencanangkan Hari Florikultura Indonesia dalam rangkaian kegiatan Florikultura Indonesia 2017. Pencanangan diharapkan membangkitkan industri florikultura nasional.Ada beberapa indikator yang menunjukkan florikultura berpotensi menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. Indikator itu antara lain keragaman plasma nutfah yang besar, iklim tropis di Indonesia yang memungkinkan banyak produk florikultura di dunia bisa berkembang baik, lahan yang luas, dan kebutuhan lahan yang tidak luas. Indonesia juga memiliki potensi sumber daya manusia yang besar. Sejumlah negara mulai menggeliat dan menjadi eksportir, di antaranya Thailand, Malaysia, Australia, Israel, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Darmin berharap industri florikultura mampu berkembang dan menyumbang pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Dia berharap semua provinsi serta kabupaten dan kota yang menjadi sentra mulai fokus mengembangkannya. (MKN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000