Program Inisiatif Inklusi Keuangan Global Diluncurkan
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Dunia, Persatuan Telekomunikasi Internasional atau ITU, dan Komite Infrastruktur Pasar dan Pembayaran (CPMI) meluncurkan program Inisiatif Inklusi Keuangan Global. Program ini bertujuan memajukan penelitian finansial digital dan mempercepat inklusi keuangan di negara-negara berkembang.
Dalam rilis ITU yang diterima Kompas, Kamis (27/7) malam, menyebutkan, Yayasan Bill dan Melinda Gates turut mendukung program Inisiatif Inklusi Keuangan Global. Senior Director for the Finance and Markets Global Practice Bank Dunia Ceyla Pazarbasioglu mengatakan, pihaknya sangat antusias dengan peluncuran program tersebut. Harapannya adalah negara mitra Bank Dunia bisa lebih banyak menggali potensi teknologi keuangan digital untuk meningkatkan inklusi finansial.
Sekretaris Jenderal ITU Houlin Zhao mengemukakan, sekitar 2 miliar orang dewasa di dunia belum terakses rekening bank. Namun, sekitar 1,6 miliar di antaranya malah memiliki ponsel.
”Melalui Inisiatif Inklusi Keuangan Global, kami akan menggunakan kemampuan teknis untuk mengembangkan layanan finansial berbasis teknologi informasi. Dengan demikian, kami telah ikut berkontribusi terhadap pengentasan rakyat dari kemiskinan sesuai cita-cita Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Global (SDGs),” ujar Houlin.
Program tersebut terdiri dari alur kerja operasional dan alur pengetahuan komplementer.
Alur kerja operasional mencakup aktivitas perbaikan akses layanan keuangan kepada sejumlah warga yang selama ini tidak terakses perbankan ataupun jasa finansial lainnya. Aktivitas lainnya adalah mendorong otoritas negara-negara berkembang memakai teknologi keuangan digital untuk mengatasi persoalan tersebut.
Alur pengetahuan komplementer meliputi aktivitas riset kebijakan pemerintah, khususnya bidang keamanan infrastruktur teknologi keuangan digital, kode identitas keuangan digital, dan sistem pembayaran digital bagi UMKM.
Program Inisiatif Inklusi Keuangan Global akan fokus di tiga negara berkembang, yakni China, Mesir, dan Meksiko. Ketiga negara terpilih berdasarkan potensi program negara, tingkat komitmen pemerintah pusat dan sektor swasta terhadap penyertaan keuangan, serta jumlah orang yang dapat dijangkau melalui layanan keuangan digital.
Mesir dinilai sanggup membawa lebih dari 44 juta orang dewasa ke sektor keuangan formal. Mesir memiliki undang-undang, peraturan, dan infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Namun, Mesir kekurangan dana untuk mereformasi sistem industri finansialnya.
Sementara, China melalui Bank Rakyat China telah meminta dukungan kepada Bank Dunia terkait penyertaan keuangan digital untuk menjangkau masyarakat pedesaan tanpa akses ke layanan keuangan.
Meksiko telah meluncurkan Strategi Baru Penyertaan Keuangan Nasional pada Juni 2016. Pemerintah Meksiko bahkan sudah mempunyai rancangan undang-undang teknologi keuangan digital. Meski begitu, negara ini masih menyimpan persoalan rendahnya tingkat inklusi keuangan.
Program Inisiatif Inklusi Keuangan Global akan diimplementasikan selama tiga tahun. Bank Dunia membantu seputar perbaikan regulasi, infrastruktur keuangan, dan hubungan otoritas pemerintah swasta. Adapun ITU mendukung hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk keuangan digital.