Rumah Pintar dalam Genggaman
Nuansa serba digital melekat sewaktu Kompas menjejak Rumah Pintar di Panasonic Center, Tokyo, medio Juli 2017, dalam kunjungan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pintu rumah langsung terbuka dengan sentuhan kartu yang sekaligus identitas penghuni. Akses masuk ke kamar-kamar juga menggunakan pintu yang otomatis terbuka dengan sensor sentuh ataupun sensor infra.
Perhatian tertuju pada perabot dapur yang menerapkan sistem penggerak (motorik). Hanya dengan menekan tombol ataupun sensor, peralatan dan bahan baku yang tersimpan pada rak dapur dapat dinaikkan, diturunkan, serta dikeluarkan dari tempat penyimpanan secara otomatis dan dikembalikan lagi. Menarik.
”Perabot dapur itu sudah dijual umum di Jepang dan sejumlah negara, tetapi belum dipasarkan di Indonesia,” ujar Widyastama Nugraha, Associate Director PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia.
Rumah pintar berkembang masif di Jepang dengan sistem yang digarap perusahaan-perusahaan elektronik terkemuka. Untuk sistem keamanan, beberapa kluster rumah pintar di Jepang memasang kamera pengintai (CCTV) di rumah-rumah yang terhubung langsung dengan pos kepolisian. Sistem ini didesain untuk mendeteksi gangguan dini sekaligus memberikan perlindungan bagi penghuni.
Otomatisasi sistem keamanan juga tengah berkembang di Indonesia sebagai titik berat konsep hunian pintar. Meski implementasi hunian pintar cenderung masih sebatas sistem pengawasan, aplikasi pengawasan berbasis seluler dan internet mulai digarap serius oleh perusahaan penyedia jaringan internet, serta merambah ke proyek-proyek residensial.
Bermodal aplikasi yang diunduh dari sistem operasi Android ataupun IOS, rumah beserta perangkat elektronik di dalamnya dapat dimonitor dan diatur setiap saat dari belahan dunia mana pun melalui layar gawai!
Perusahaan telekomunikasi seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, misalnya, meluncurkan aplikasi rumah pintar berbasis gawai pada beberapa kluster perumahan. Penghuni dapat mematikan dan menghidupkan lampu, atau perangkat elektronik lain seperti AC dan televisi meskipun sedang berada di luar rumah. Pemakaian listrik bisa dihemat. Aplikasi itu juga dapat digunakan untuk membuka atau menutup tirai rumah.
Selain itu, lewat fasilitas CCTV yang terkoneksi dengan gawai, pemilik rumah setiap saat dapat memantau kondisi ruangan-ruangan di rumah dari layar ponsel.
Terobosan juga dilakukan perusahaan penyedia jaringan internet dan TV kabel First Media melalui layanan Smart Living. Sejak tahun lalu, perusahaan itu meluncurkan sistem monitoring rumah yang bisa dipantau dengan aplikasi gawai ataupun situs internet. Hanya dengan sentuhan di layar gawai ataupun laptop, keperluan di rumah bisa dikendalikan dari jauh. Layanan nirkabel ini ditawarkan khusus untuk pelanggan First Media.
”Tujuan akhirnya menciptakan satu solusi, yakni konsumen bisa mendapatkan semua fasilitas yang dibutuhkan, mulai dari internet, TV kabel, sampai pengawasan rumah,” ujar Bayu Prambudi Mahendra, Department Head Home Cable TV Product and Services Link Net (First Media).
Konsumen Smart Living mendapatkan fasilitas CCTV dalam rumah (indoor) dengan daya pembesaran optik, serta kamera yang dapat diputar manual hingga 360 derajat guna memantau seluruh isi ruangan. Di samping itu, juga sensor untuk mendeteksi pergerakan, kelembapan, temperatur, dan penerangan. Jika terjadi penyusupan, sensor pintu atau jendela secara otomatis mengaktifkan alarm.
Bayu menambahkan, fasilitas CCTV juga otomatis merekam gerakan jika muncul sinyal dari sensor. Hasil rekaman disimpan pada layanan penyimpanan data Awan (cloud storage) berkapasitas 5 gigabyte (GB), serta dikirim ke e-mail pengguna dan orang terdekat. Biaya untuk paket dasar alat monitoring rumah sebesar Rp 3 juta, serta tarif bulanan Rp 50.000.
”Kebanyakan orang berpikir rumah pintar itu mahal. Namun, dengan tarif terjangkau, pengguna bisa memonitor rumah,” katanya.
Menyasar perkotaan
Penerapan konsep hunian pintar juga merambah ke hunian-hunian baru premium. Perusahaan pengembang PT Inti Gria Perdana, anak usaha PT Intiland Development Tbk (Intiland) bekerja sama dengan perusahaan elektronik PT Panasonic Gobel Indonesia (Panasonic), menyediakan sistem dan piranti teknologi untuk sistem pengawasan rumah di Kluster Quantum Serenia Hills, Jakarta Selatan.
Pimpinan proyek Serenia Hills, Permadi Indra Yoga, mengemukakan, pengembangan smart city home merupakan proyek perdana yang digarap grup pengembang Intiland. Sistem pengawasan tidak hanya diterapkan di kawasan, tetapi juga untuk rumah-rumah hunian. Target pasar adalah kaum eksekutif muda perkotaan yang semakin terbiasa menggunakan aplikasi gawai.
”Internet sudah menjadi kebutuhan dasar, serta kualitas jaringan internet semakin bagus. Secara bisnis, ada peluang permintaan untuk rumah pintar,” kata Yoga.
Menurut Manajer Pemasaran Serenia Hills Hammy Sugiharto, unit rumah tiga lantai di Kluster Quantum yang dibanderol seharga Rp 3,2 miliar untuk tipe 112/110 dan Rp 4,3 miliar (tipe 136/250) dilengkapi dengan fitur aplikasi sistem keamanan, pengawasan, dan komunikasi berupa sensor, monitor, dan CCTV.
Dengan fitur itu, ada sensor magnet dan sensor gerakan yang mendeteksi setiap pergerakan. CCTV yang dipasang di dalam dan luar rumah juga dilengkapi perangkat audio untuk merekam percakapan. Seluruh aktivitas direkam dalam Cloud Panasonic berkapasitas 32 GB.
”Ada 50 skenario keamanan di rumah yang bisa kita atur. Misalnya, orang yang masuk melalui sensor pintu mengakibatkan lampu depan atau belakang rumah menyala, atau alarm bunyi,” kata Hammy.
Fitur aplikasi pengawasan rumah juga dapat mengatur penerangan lampu di teras pada jam-jam tertentu. ”Orang yang pulang larut malam tetap bisa menyalakan lampu teras rumah melalui gawai,” lanjutnya.
Sejurus dengan itu, PT Puradelta Lestari Tbk dan PanaHome Asia Pacific Pte Ltd (PanaHome) pertengahan tahun ini juga membentuk perusahaan patungan PT PanaHome Deltamas Indonesia (PanaHome Deltamas) untuk mengembangkan kota pintar lestari di kawasan industri terpadu Kota Deltamas, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Konsep itu akan diterapkan pada kawasan perumahan yang terintegrasi dengan distrik bisnis. Proyek hunian senilai Rp 3 triliun itu akan digarap hingga tahun 2026.
Kehadiran berbagai teknologi pintar untuk mengendalikan keperluan rumah tangga dan meningkatkan kualitas hidup selaras dengan gaya hidup masyarakat digital yang serba praktis. Inilah era rumah pintar selangkah dalam genggaman.