logo Kompas.id
EkonomiKorporasi Adu Layanan Digital
Iklan

Korporasi Adu Layanan Digital

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Berbagai layanan korporasi makin banyak menggunakan fasilitas digital. Mereka berlomba untuk meraih konsumen dengan menggunakan layanan digital. Cara-cara ini diyakini akan menyelamatkan mereka dari ancaman penghancuran bisnis seiring dengan pemain baru yang masuk dengan model bisnis baru.Kemarin, PT Bank Commonwealth meluncurkan Tyme Digital, sebuah platform digital yang memungkinkan nasabah mengurus sendiri proses pembukaan rekening baru tabungan. Platform ini berwujud menyerupai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang dilengkapi dengan komputer dan perangkat cetak kartu debet.Presiden Direktur Bank Commonwealth Indonesia Lauren Sulistiawati di sela-sela peluncuran, Rabu (2/8), di Jakarta, mengatakan, sistem Tyme Digital membuat nasabah tidak perlu mengantre di kantor cabang. Pendaftaran, verifikasi, penerimaan kartu debet, pengaktifan layanan perbankan internet, dan layanan perbankan via gawai bisa dilakukan dengan mesin tersebut.Tyme Digital mulai diperkenalkan sejak April 2017. Sekitar 20 mesin telah diletakkan di pusat perbelanjaan sekitar Jabodetabek. Bank Commonwealth telah memasang sebuah sistem di mesin tersebut yang langsung terhubung dengan data kependudukan tunggal Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Secara terpisah, Country Manager Line Corporation untuk Indonesia Ongki Kurniawan menyebutkan, sebanyak 2 juta orang pengguna aktif Line terdaftar sebagai nasabah Mandiri Line Pay e-cash. Produk ini berupa uang elektronik Bank Mandiri, yaitu e-cash yang beroperasi di fitur Line Pay."Kami dan Bank Mandiri baru meluncurkan produk tersebut pada November 2016. Nasabah umumnya merasa mudah bertransaksi secara elektronik karena Mandiri Line Pay e-cash hanya mensyaratkan nomor ponsel sebagai rekening," katanya.Dalam kesempatan terpisah, Eddi Danusaputro, CEO Mandiri Capital Indonesia, mengatakan, penggunaan layanan transaksi melalui perbankan digital memang semakin tinggi, meninggalkan platform layanan lain, seperti kantor cabang, bahkan mesin ATM.PariwisataKondisi pasar pariwisata dinilai semakin bergeser dari pola konvensional ke digital. Karena itu, para pelaku industri di sektor ini didorong untuk mengoptimalkan teknologi informasi guna menggaet pasar lebih besar.Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, wisatawan kini mencari dan memesan berbagi informasi wisata secara digital. Oleh karena itu, salah satu prioritas program Kementerian Pariwisata adalah mendorong para pelaku untuk memprioritaskan pariwisata digital."Kami menargetkan 265 juta perjalanan wisata Nusantara tahun ini melalui salah satu program pariwisata digital," kata Pitana pada peluncuran Garuda Online Travel Fair (GOTF) 2017 di JakartaGaruda Indonesia kembali menggelar GOTF, ajang promosi perjalanan wisata, untuk kedua kali tahun ini, yakni pada 3-9 Agustus 2017. Garuda Indonesia menargetkan pendapatan Rp 180 miliar dengan 2 juta pengunjung situs dan 40.000 pengunduh baru aplikasi. (MED/JOE/MKN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000