CIREBON, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama pemerintah daerah terus memperluas jangkauan usaha mikro, kecil, dan menengah yang terhubung pemasaran dalam jaringan atau daring. Hal itu dipercaya dapat meningkatkan akses pasar bagi pelaku usaha.
Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika Gun Gun Siswadi mengatakan hal itu dalam acara Pemberdayaan UMKM Melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Edukasi UMKM Go Online, di Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (2/8). Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis dan sekitar 100 pelaku UMKM setempat.
"Ini bagian dari upaya pemerintah memenuhi target 8 juta UMKM Go Online pada 2020," ujar Gun Gun.
Sebelumnya, Gun Gun telah mendatangi, antara lain, Kota Makassar (Sulawesi Selatan), Semarang (Jawa Tengah), dan Bandung Barat (Jawa Barat). "Tahun ini, kami menyasar UMKM dari 42 kabupaten dan kota, targetnya 1 juta UMKM," ujar Gun Gun.
Menurut dia, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional karena tidak terkena imbas krisis pada tahun 1998. Oleh karena itu, perluasan akses pasar secara daring dinilai dapat meningkatkan usaha pelaku UMKM.
Situs belanja daring Bukalapak juga digandeng untuk melatih pelaku usaha. Dengan pemasaran produk secara daring, transaksi tidak lagi terbatas waktu dan jarak. Apalagi, menurut Gun Gun, jaringan internet semakin mudah dijangkau. Pihaknya juga akan membagikan satu juta situs web gratis untuk UMKM agar lebih mudah memasarkan produk.
Nasrudin Azis mengapresiasi upaya Kemkominfo mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pemasaran produk. "Apalagi, Kota Cirebon termasuk dalam 100 kabupaten dan kota yang digagas untuk smart city, kota cerdas. Artinya, perekonomian masyarakatnya juga harus cerdas," ujar Azis.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Cirebon Yati Rohayati mengatakan, pihaknya juga memiliki program e-dagang (e-commerce) untuk pelaku usaha. Program itu antara lain memberikan pelatihan agar pelaku UMKM dapat memperluas pasar secara daring.
Dari sekitar 400 UMKM di Kota Cirebon, ungkap Yati, baru sekitar 25 persen atau 100 UMKM yang telah menggunakan promosi produk melalui daring. Selebihnya masih konvensional. Padahal, sejumlah infrastruktur seperti kereta api dan Jalan Tol Cikopo-Palimanan telah dibuat mempermudah akses orang ke Kota Cirebon.
Tahun 2015, wisatawan yang datang ke Cirebon mencapai 686.121 atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2011. "Ini menjadi potensi pasar bagi UMKM yang kebanyakan bergerak di bidang kuliner," ujarnya. (IKI)