logo Kompas.id
EkonomiPenyerapan Biodiesel Masih...
Iklan

Penyerapan Biodiesel Masih Rendah

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPASPenyerapan biodiesel masih rendah. Sebanyak 1,67 juta kiloliter biodiesel diserap sebagai bahan campuran solar pada semester I-2017. Jumlah itu tak sampai setengah dari target penyerapan biodiesel tahun ini, yakni 4,6 juta kiloliter. Penyerapan biodiesel yang rendah itu disebabkan penggunaan campuran solar dan biodiesel yang tidak cocok untuk jenis mesin tertentu.Kewajiban pencampuran biodiesel ke dalam solar diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Tahun ini, campuran biodiesel 20 persen atau disebut program B-20. Artinya, setiap liter solar subsidi yang dijual mengandung 20 persen biodiesel, yang di pasaran dikenal dengan nama biosolar. "Ada banyak sebab mengapa serapannya tak seperti yang diharapkan," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam paparan kinerja semester I-2017, Jumat (4/8), di Jakarta.Tantangan pengembangan biodiesel adalah harga minyak yang rendah saat ini menyebabkan selisih harga biodiesel dengan solar kian lebar. Menurut Rida, subsidi untuk solar yang dicampur biodiesel Rp 3.800-Rp 4.000 per liter. Subsidi diambil dari dana sawit yang dihimpun Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit."Saat ini dana yang tersedia masih cukup. Yang dijalankan dalam program B-20 adalah untuk solar bersubsidi. Saat ini sedang dipertimbangkan kebijakan B-20 untuk sektor nonsubsidi (industri)," tutur Rida.Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi, mengatakan, dalam sidang ke-22 DEN di Kantor Menteri ESDM, kemarin, kemajuan program B-20 itu dibahas. Menurut Rinaldy, ada sejumlah masalah pemakaian biosolar untuk mesin kendaraan yang usianya tua. Namun, masalah serupa tidak ditemukan pada mesin diesel keluaran terbaru. "Menteri ESDM sudah menginstruksikan agar dibentuk tim untuk melakukan studi guna mengatasi dampak penggunaan biosolar," kata Rinaldy.BioetanolRida juga mengatakan, kebijakan pemanfaatan bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak belum maksimal. Pencampuran bioetanol sebanyak 2 persen ke dalam bahan bakar minyak akan menyebabkan harga jual menjadi lebih mahal. Apabila diterapkan di sektor industri, ongkos produksi akan mengalami kenaikan. (APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000