JAKARTA, KOMPAS — Hingga akhir Juni 2017, penggunaan uang elektronik di jalan tol baru 28 persen dari total transaksi pembayaran jalan tol. Angka tersebut lebih tinggi dari Mei 2017 yang sebesar 27 persen. Pemerintah menargetkan penggunaan uang elektronik di seluruh gerbang tol pada Oktober mendatang.
”Hari ini kami mendapatkan laporan dari Bank Indonesia dan dari tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa transaksi tol nontunai hari ini baru naik menjadi 28 persen. Itu pun terlihat dari dampak saat mudik kemarin adanya pemberian diskon,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono seusai bertemu Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo untuk membahas Program Elektronifikasi Transaksi Jalan Tol di Gedung Kementerian PUPR, Senin (7/8), di Jakarta.
Secara keseluruhan, tingkat penggunaan uang elektronik di jalan tol baru mencapai 28 persen hingga akhir Juni 2017. Tingkat penggunaan tersebut naik sedikit dari bulan sebelumnya sebesar 27 persen maupun April 2017 yang sebesar 22 persen. Penggunaan transaksi nontunai di jalan tol paling besar terjadi di Jabodetabek, kemudian tol non-Jabodetabek, dan tol luar Trans-Jawa.
Menurut Agus, agar penetrasi penggunaan tol semakin tinggi, perlu kampanye yang lebih gencar dengan disertai diskon atau paket-paket tertentu. Selain itu, setiap pihak juga perlu diyakinkan bahwa penggunaan nontunai tersebut mudah, baik dalam manfaatnya maupun dalam mengakses uang elektronik beserta pengisian ulangnya.
”Kami sudah mengevaluasi dan mempersiapkan agar Oktober nanti transaksi di jalan tol dapat dilakukan secara nontunai,” ujar Agus.