logo Kompas.id
EkonomiPLN Amankan Pasokan Batubara
Iklan

PLN Amankan Pasokan Batubara

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memulai akuisisi perusahaan tambang batubara pada tahun ini. Perusahaan menilai akuisisi diperlukan untuk mengamankan pasokan batubara yang menjadi kebutuhan bahan bakar pembangkit.Pembangkit berbahan bakar batubara masih dominan. Dalam bauran sumber energi pembangkit PLN, penggunaan batubara masih dominan. Lebih dari 50 persen pembangkit PLN adalah pembangkit berbahan bakar batubara.Pada 2016, konsumsi batubara oleh pembangkit PLN mencapai 50,5 juta ton. Berikutnya adalah gas dengan porsi sekitar 20 persen, solar 11 persen, serta sisanya adalah tenaga hidro dan panas bumi. "Kami sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah (untuk memulai akuisisi). Apa sudah ada yang merelakan untuk diakuisisi? Sudah ada, tetapi belum bisa kami sampaikan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada kesepakatan," kata Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso akhir pekan lalu di Jakarta.Selain untuk mengamankan pasokan, kepemilikan tambang batubara langsung oleh PLN juga untuk menghindari pembelian harga batubara yang fluktuatif. Apalagi, kebutuhan batubara PLN akan meningkat seiring dengan program pembangkit 35.000 megawatt (MW) yang sedang berjalan. Setidaknya, akan ada tambahan kebutuhan batubara sebanyak 80-90 juta ton per tahun apabila program tersebut rampung. "Selain akuisisi, ada juga opsi mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan tambang yang sudah ada. Dengan diproduksi bersama, harga juga akan ditentukan bersama untuk jangka yang panjang," ujar Iwan.Iwan menilai, langkah tersebut akan sangat menguntungkan PLN karena dengan memiliki perusahaan tambang batubara, perusahaan akan efisien. Itu karena PLN diminta pemerintah untuk menciptakan tarif listrik yang murah bagi rakyat.Lebih murahDirektur Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengingatkan, PLN harus berhati-hati dengan rencana untuk memiliki aset tambang batubara. Menurut dia, tren di dunia menunjukkan ada pelambatan pembangunan PLTU yang berbahan bakar energi fosil (batubara) yang dikenal tidak ramah lingkungan."Banyak yang beralih ke sumber energi terbarukan. Selain teknologi di bidang ini kian berkembang, ongkosnya pun akan semakin murah dibandingkan dengan pembangkit berbahan bakar batubara," kata Fabby.Menurut Fabby, ada banyak contoh ongkos produksi listrik dari energi terbarukan lebih murah atau relatif sama dengan listrik yang diproduksi dari batubara. Saat ini di Amerika Serikat, lanjut dia, dengan teknologi tenaga surya dan penyimpanan daya, harga listriknya sekitar 4,5 sen dollar AS per kilowatt jam.Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andy Noorsaman Sommeng menambahkan, dalam program 35.000 MW, sampai semester I-2017, pembangkit yang sudah beroperasi secara komersial sebanyak 768 MW.Pembangkit yang masih tahap pembangunan sebanyak 14.193 MW. Adapun pembangkit yang sudah ditandatangani perjanjian jual beli tenaga listriknya, tetapi belum dimulai konstruksi, mencapai 8.550 MW. "Sisanya masih dalam tahap pengadaan 5.155 MW dan perencanaan 7.170 MW. Adapun target tahun ini akan ada penambahan pembangkit dengan kapasitas 2.688 MW," ujar Andy.Pekan lalu, PT Bukit Asam (Persero) Tbk bersiap membangun tiga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang. Ketiga pembangkit itu dijadwalkan beroperasi pada 2019 hingga 2021. PLTU mulut tambang adalah pembangkit yang dibangun di lokasi tambang batubara sehingga ongkos produksi listrik efisien karena tidak ada biaya angkut batubara.Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, pembangunan PLTU itu dilakukan untuk mendukung program 35.000 MW yang digagas pemerintah. Ketiga pembangkit itu adalah PLTU Sumatera Selatan 8 berkapasitas 2 x 620 (MW), PLTU Peranap di Riau 2 x 300 MW, dan PLTU Sumsel 6 2 x 300 MW. (APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000