logo Kompas.id
EkonomiAktif Gali Potensi Pasar
Iklan

Aktif Gali Potensi Pasar

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia perlu aktif memanfaatkan potensi pasar Timur Tengah setelah penarikan hubungan diplomatik oleh beberapa negara Arab kepada Qatar. Produk-produk unggulan Indonesia yang kemungkinan diperlukan di Timur Tengah adalah bahan bangunan, makanan, obat-obatan, ban mobil, dan minyak kelapa sawit.Hal itu disampaikan Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kamar Dagang dan Industri Indonesia Fachry Thaib dalam diskusi terkait pengembangan ekspor ke negara-negara Timur Tengah (Timteng) setelah penarikan hubungan diplomatik oleh beberapa negara Arab kepada Qatar, di Jakarta, Kamis (10/8). Menurut Fachry, bahan bangunan diperlukan negara seperti Qatar karena Qatar ingin mempersiapkan diri sebagai tuan rumah olahraga dunia. "Investasi yang disiapkan mencapai 22 miliar dollar AS," katanya.Fachry menambahkan, setelah penarikan hubungan diplomatik sejumlah negara Arab terhadap Qatar, potensi ekspor produk Indonesia ke Qatar semakin terbuka. "Jangan sampai peluang ini direbut negara lain karena Indonesia terlambat," katanya.Menurut Fachry, barang kebutuhan untuk pasar ekspor Qatar adalah bahan bangunan, seperti semen, produk aluminium, dan kusen pintu. Produk makanan juga menjadi produk yang banyak dibutuhkan.President Indonesia Qatar Business Council Hendra Hartono mengungkapkan, selain bahan-bahan bangunan, produk lain yang dibutuhkan adalah peralatan kantor, kertas, furnitur, ayam potong, briket, makanan, ikan segar, produk garmen, obat- obatan, dan mesin jahit. Nilai ekspor Indonesia ke Qatar pada 2016, kata Hendra, sekitar 900 juta dollar AS. Pada 2017, nilai ekspor Indonesia ke Qatar diperkiran menurun menjadi 700 juta dollar AS-800 juta dollar AS.Ketua Bilateral Komite Tetap Timteng Kadin Indonesia Ridwan Hamid mengatakan, peluang ekspor, terutama bahan bangunan, di negara Timteng pascaperang, terutama Irak, juga besar. Irak ingin membangun kembali kota-kota yang hancur karena perang, seperti di kota Mosul.Menurut Fachry, peluang investasi BUMN, seperti PT Semen Indonesia dan PT Pertamina, di negara Timteng, seperti Jordania, juga besar. Pemerintah Jordania dan Irak mengharapkan investasi dari Indonesia.Badan usaha milik negara, seperti PT Semen Indonesia dan PT Pertamina, terus menjajaki kemitraan dengan perusahaan-perusahaan di negara Timteng, seperti Jordania dan Irak. Melalui investasi di Timteng, PT Semen Indonesia diharapkan dapat menjual produk semen lebih besar di Timteng.Fachri berharap pemerintah juga dapat secepat mungkin menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan negara-negara Timteng sehingga produk ekspor Indonesia dapat dikenai tarif lebih rendah.Bisnis waralabaIndonesia juga menarik bagi bisnis waralaba. Saat ini tercatat ada sekitar 600 merek waralaba asing yang masuk ke Indonesia dan merek-merek itu terus berdatangan. "Pertumbuhan waralaba sangat baik. Untuk merek lokal, pertumbuhannya mencapai 8 persen; sedangkan merek asing, pertumbuhannya 14 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi yang baik di Indonesia memungkinkan bisnis waralaba terus berkembang," kata Konsultan International Franchise Business Management (IFBM) Evi Diah Puspitawati di sela-sela acara One on One Business Matching, di Jakarta, Kamis.Dalam pertemuan bisnis itu, IFBM menggandeng VF Francise Consulting mendatangkan lima merek waralaba dari Amerika Serikat, China, dan Taiwan. Kelima merek itu terdiri dari tiga merek bidang makanan dan dua merek bidang pendidikan.Direktur VN Franchise Sean T Ngo mengatakan, kekuatan ekonomi Indonesia menjadi daya tarik bagi pemegang merek untuk datang ke Indonesia. "Apalagi Indonesia menjadi jangkar bagi pemegang merek untuk masuk ke ASEAN," ujar Ngo.Menurut dia, daya beli konsumen di Indonesia selalu masuk dalam kategori 20 besar dunia. "Pertumbuhan urbanisasi yang mencapai 4,4 persen per tahun dan pertumbuhan kelas menengah yang positif membuat bisnis waralaba bisa berkembang di Indonesia," kata Ngo.Regional Managing Director Asia Pacific Little Caesars Ashok Lal mengatakan, konsumen di Indonesia telah mengenal makanan pizza sehingga akan mudah bagi Little Caesars masuk ke Indonesia. Little Caesars sudah memiliki 7.000 cabang di seluruh dunia. Namun, untuk di ASEAN, Indonesia akan menjadi cabang yang pertama. (FER/ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000