JAKARTA, KOMPAS — Hutchison Ports, investor PT Jakarta International Container Terminal, menyampaikan kekecewaannya terhadap aksi industrial yang dilakukan Serikat Pekerja JICT baru-baru ini. Akibat mogok kerja selama lima hari, pengoperasian terminal peti kemas JICT terhenti. Meski demikian, Hutchison Ports menghargai upaya manajemen JICT menghadapi aksi mogok itu sehingga tidak mengganggu layanan bongkar muat.
”Kami sangat percaya kepada manajemen JICT untuk menyelesaikan insiden yang sangat disayangkan ini. Manajemen menyelesaikan semua masalah dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan ketenagakerjaan,” kata Chief Executive Officer PT Hutchison Ports Indonesia Rianti Ang di Jakarta, Jumat (11/8).
Hutchison Ports menilai bahwa apa yang terjadi di JICT tidak dapat digeneralisasi sebagai suatu kondisi yang mencerminkan keadaan di Indonesia. Hutchison Ports tetap yakin, Pemerintah Indonesia akan secara serius menyelesaikan persoalan yang merusak citra Indonesia di dunia internasional.
Sebagai investor yang telah lama di Indonesia, Hutchison Ports tetap berkomitmen untuk terus melanjutkan keterlibatannya di Indonesia. Mengenai perpanjangan kerja sama antara JICT, Hutchison Ports, dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Hutchison Ports berpendapat, proses tersebut telah dilaksanakan secara transparan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan melibatkan pemangku kepentingan yang relevan.
”Perpanjangan kontrak dilakukan untuk meningkatkan kapasitas JICT dan mendukung visi pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur pelabuhan di Indonesia,” ujarnya.
Ang mengatakan, Hutchison Ports telah bekerja sama dengan Pelindo II untuk mengubah JICT menjadi terminal peti kemas kelas dunia. JICT juga telah memberikan peningkatan yang sangat signifikan dalam hal kesejahteraan karyawan.
Ia menambahkan, selama 18 tahun bermitra, Hutchison Ports and Pelindo II telah melakukan investasi lebih dari 330 juta dollar AS dalam bentuk peralatan baru serta teknologi dan infrastruktur pendukung lainnya di JICT. Berkat investasi tersebut, JICT berubah menjadi terminal peti kemas terbaik di Indonesia dan di Asia.
Ang menuturkan, Hutchison Ports juga ingin menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia, Pelindo II, dan direksi JICT atas dukungan dan kerja sama selama berlangsungnya aksi industrial yang dilakukan pekerja JICT.
Senada dengan Hutchison Ports, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengapresiasi semua pihak dalam mengantisipasi mogok kerja pekerja. ”Kadin mengapresiasi langkah semua pihak, pemerintah, direksi JICT, pekerja JICT, dan pihak pengusaha yang telah membantu sehingga mogok kerja ini bisa dihentikan,” ujar Ketua Kadin Bidang Logistik dan Supply Chain Rico Rustombi.
Rico berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang karena berpotensi mengganggu stabilitas perekonomian Indonesia. Dengan adanya mogok kerja, arus masuk dan keluar barang di pelabuhan pasti terganggu. Kondisi seperti itu, menurut Rico, tidak disukai pengusaha dan investor.
”Sangat penting untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dari sektor logistik terhadap produk domestik bruto. Saran dan harapan Kadin, tentu mogok kerja tidak boleh terjadi di kemudian hari,” kata Rico.