JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo terus memastikan harga bahan pangan di seluruh wilayah Indonesia tetap stabil. Selain mengamankan pasokan beras, stabilisasi harga pangan juga dilakukan dengan mempercepat pembagian beras sejahtera.
Untuk memastikan pasokan dan harga pangan tetap stabil, PADA Jumat (11/8) sore, Presiden Jokowi memanggil Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.
"Intinya Presiden ingin memastikan (harga pangan) jangan bergerak, jangan sampai ada gejolak," kata Darmin sesuai pertemuan.
Pertemuan digelar karena Presiden Jokowi ingin mengecek ketersediaan bahan pangan, terutama beras. Presiden juga menekankan pentingnya menjaga harga bahan pangan tidak bergejolak.
Dalam pertemuan, Djarot memaparkan bahwa stok beras yang tersimpan di gudang Bulog saat ini sebanyak 1,7 juta ton. Setiap bulan beras yang masuk ke Bulog sebanyak 250.000-300.000 ton.
"Stok beras saat ini 1,7 juta ton berarti aman. Bila pasokan ke Bulog 250.000-300.000 ton per bulan bisa dipertahankan, pasokan beras akan tetap aman," ujar Djarot.
Untuk menstabilkan harga pangan, khususnya beras, Darmin telah memerintahkan Perum Bulog untuk mempercepat penyaluran beras sejahtera (rastra). Rastra adalah beras bersubsidi yang diberikan untuk keluarga kurang mampu.
"Tadi saya katakan, kalaupun minggu ini kami diminta menyiapkan rastra untuk dua bulan sekaligus, kami siap karena stok beras tersedia," kata Djarot.
Upaya lain yang dilakukan untuk menstabilkan harga beras adalah melalui operasi pasar. Menurut Djarot selama ini, Bulog sering melakukan operasi pasar dalam skala kecil. Dengan itu diharapkan, kenaikan harga pangan yang biasa terjadi pada bulan Desember bisa dihindari.