logo Kompas.id
EkonomiPasar Modal Berkembang Pesat
Iklan

Pasar Modal Berkembang Pesat

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Dalam 40 tahun terakhir, perkembangan pasar modal sangat pesat, baik dilihat dari pencapaian indeks maupun dilihat dari jumlah investor. Pada usia yang sudah dapat dikatakan dewasa ini, peran pasar modal terhadap pembangunan diharapkan semakin besar, terutama untuk menyediakan pendanaan infrastruktur."Pemerintah sedang gencar melaksanakan pembangunan berbagai sarana infrastruktur pendukung, seperti pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, jalur kereta api, dan bandara. Dana yang dibutuhkan tidak sedikit, tidak dapat mengandalkan APBN saja," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso di Jakarta, Minggu (13/8), ketika memperingati 40 tahun diaktifkan kembali pasar modal.Untuk mendukung peran pasar modal tersebut, OJK telah mengeluarkan beberapa peraturan OJK yang menunjang pembiayaan jangka panjang dari pasar modal. Peraturan tersebut, misalnya, tentang dana investasi multi aset berbentuk kontrak investasi kolektif. Selain itu, ada pula aturan yang memberikan kesempatan bagi perusahaan dengan aset berskala kecil dan menengah untuk juga mendapatkan pembiayaan dari pasar modal serta Peraturan OJK tentang Dana Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Peraturan ini diterbitkan untuk menyediakan skema investasi kolektif dari berbagai proyek infrastruktur. OJK juga telah memberikan pernyataan efektif untuk tiga produk pendukung pembangunan proyek infrastruktur.OJK menetapkan kebijakan yang memungkinkan pembiayaan infrastruktur dapat dioptimalisasi melalui pemanfaatan beberapa instrumen yang sudah ada, seperti kontrak investasi kolektif ataupun peluncuran beberapa instrumen baru, misalnya surat berharga perpetual ataupun obligasi berbasis proyek.Hingga akhir pekan lalu, nilai kapitalisasi Bursa Efek Indonesia tercatat sebesar Rp 6.330 triliun. Sepanjang tahun ini, investor asing membukukan pembelian bersih saham sebesar Rp 4,2 triliun.Banteng WulungDalam kesempatan tersebut, Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio juga meresmikan Banteng Wulung. Patung banteng hitam ini diletakkan di Atrium Gedung BEI dan diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi wisata finansial. Tito menjelaskan, Banteng Wulung ini terbuat dari fosil kayu yang sudah berusia 2,5 juta tahun sesuai dengan penelitian dari Institut Teknologi Bandung. Beratnya mencapai 7 ton."Patung banteng di tempat lain terbuat dari perunggu. Patung ini terbuat dari fosil yang berasal dari Banteng. Pembuatnya adalah pemahat dari Bali dan diambil dari cerita Pasundan," ujar Tito. Menurut legenda Banteng Wulung di tanah Pasundan, banteng tersebut gagah dan berwarna hitam, dapat berlari secepat angin, juga sakti. Selain itu, Banteng Wulung juga memberikan kesejahteraan.Menurut Tito, banteng melambangkan optimisme terhadap pasar modal dan perekonomian secara keseluruhan. Melalui ikon baru ini, Tito berharap pasar modal Indonesia dapat lebih dikenal masyarakat sehingga literasi masyarakat terhadap pasar modal dapat terus meningkat. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000