Permintaan Valuta Asing Cenderung Turun
JAKARTA, KOMPAS — Permintaan valuta asing pada sejumlah tempat penukaran mata uang cenderung menurun dalam dua bulan terakhir akibat berakhirnya masa liburan pada Juni 2017. Penurunan yang paling dirasakan oleh tempat penukaran uang adalah pelanggan perseorangan.Dalam dua bulan terakhir, transaksi usaha penukaran valuta asing PT Thaly Sentral Valas (TSV) menurun. Menurut Zaenal Arifin, pegawai TSV, penurunan ini berkaitan dengan usainya masa libur sekolah yang bertepatan dengan libur Lebaran 2017. "Pada Juni 2017, jumlah transaksi dapat mencapai 40 dalam sehari. Dua bulan belakangan ini rata-rata hanya 20 transaksi per hari," katanya, Sabtu (12/8).Pada masa liburan, seperti pada pertengahan dan akhir tahun, setiap hari permintaan dollar Singapura dapat mencapai 10.000 dollar Singapura dan dollar AS mencapai 10.000 dollar AS. "Di luar itu, penjualan dollar Singapura rata-rata 500 per hari, sedangkan rata-rata penjualan dollar AS sekitar 2.000 dollar AS per hari," ujar Zaenal.Transaksi dalam dua bulan terakhir didominasi oleh penjualan mata uang riyal. "Banyak yang akan pergi menunaikan ibadah haji," katanya. Dia menjelaskan, selama sebulan setelah Lebaran ini, penjualan riyal mencapai 5.000-7.000 riyal per hari. Padahal, biasanya rata-rata penjualan riyal sekitar 3.700 riyal.Penurunan permintaan valuta asing setelah Lebaran 2017 pun dirasakan oleh Ananda Money Changer. "Permintaan di sini tergantung dari masa liburan kuliah karena pelanggan saya kebanyakan mahasiswa," kata Yanto (45), pemilik Ananda Money Changer.Di tempat penukaran valuta asing PT Diva Jaya Money Changer di ITC Permata Hijau juga terjadi penurunan. "Turunnya sangat terasa. Kalau sebelum Lebaran kemarin ada sekitar 20 sampai 30 orang yang menukarkan uang, sekarang rata-rata 10 orang saja," ujar Yitno, salah seorang karyawan.Yitno mengatakan, kemungkinan setelah Ramadhan dan masa liburan, masyarakat belum membutuhkan mata uang asing. (DD02/DD09)
