logo Kompas.id
EkonomiPetambak Mengeluhkan Serapan...
Iklan

Petambak Mengeluhkan Serapan Hasil Panen

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Petambak garam mengeluhkan serapan hasil panen yang belum optimal. Impor garam dikhawatirkan memicu penurunan serapan garam rakyat.Hal itu terungkap dalam diskusi Garam Nasional yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Rabu (16/8). Seiring dengan kondisi cuaca yang membaik, produksi garam rakyat mulai meningkat.Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur Mohammad Hasan mengemukakan, serapan garam rakyat pada awal musim panen ini masih rendah. Padahal, di tengah kelangkaan garam nasional, serapan hasil panen garam oleh pabrikan seharusnya meningkat.Hasan khawatir, impor garam yang mengalir untuk bahan baku konsumsi di tengah panen garam rakyat memicu rendahnya penyerapan hasil panen petambak oleh pabrik penghasil garam konsumsi. Ia mencontohkan, di Lamongan (Jawa Timur), penyerapan garam rakyat didominasi industri kecil menengah (IKM). Adapun pabrik cenderung menunda serapan garam petambak.Hasan mengakui, saat terjadi kelangkaan garam, proses produksi garam rakyat hanya berlangsung 4-5 hari seiring dengan tingginya permintaan sehingga memicu kualitas garam yang rendah. Namun, saat ini proses panen garam mulai normal dan berlangsung 10-12 hari sehingga kualitasnya lebih terjamin.Ia menambahkan, pemerintah perlu segera memperbaiki data pasokan dan kebutuhan garam nasional. Data yang dikeluarkan sejumlah instansi pemerintah kerap tumpang tindih dan simpang siur. Hal itu menyebabkan kesulitan dalam memetakan pasokan dan kebutuhan garam di dalam negeri.Hal senada dikemukakan Ketua HMPG Jawa Barat Edi Ruswandi. Ada kecenderungan garam rakyat lamban diserap sejak garam impor masuk ke Indonesia. Saat ini, harga garam di tingkat petambak Rp 1.600-Rp 3.000 per kilogram sesuai dengan kualitas."Sekarang saatnya stop impor karena panen garam sudah dimulai. Perlu keberpihakan pemerintah agar garam rakyat tidak tergusur impor," kata Hasan.Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengemukakan, hingga kini impor garam untuk bahan baku garam konsumsi yang telah masuk berjumlah 150.000 ton dari rencana awal impor tahun ini sebanyak 226.000 ton. Pemerintah masih memiliki ruang gerak untuk impor. Meski demikian, izin impor garam untuk konsumsi hanya akan diterbitkan jika ada rekomendasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. (LKT/APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000