BREBES, KOMPAS - Setelah beberapa tahun bergantung pada impor bawang merah, Indonesia akhirnya bisa mengekspor komoditas pertanian ini. Sebanyak 5.600 ton bawang merah ditargetkan diekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara tahun ini.
Ekspor bawang merah tersebut dilepas oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (18/7). Turut hadir Kepala Kepolisian Daerah Jateng Inspektur Jenderal Condro Kirono, Bupati Brebes Idza Priyanti, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, dan Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik.
Dalam kesempatan itu, sebanyak 348 ton bawang merah asal Brebes, Bima, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Timur diangkut perdana oleh kontainer. Sisanya akan dikirim bertahap hingga Oktober ini. Adapun negara tujuan ekspor antara lain yakni Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Eskpor ini dilakukan oleh PT Bawang Merah Indonesia Sejahtera di Brebes.
"Pada 2015, kami berjanji akan ekspor. Sekarang, keinginan ini tercapai. Ini berkat kerja bersama semua pihak," ujar Amran.
Pada 2014, Indonesia masih mengimpor sekitar 70.000 ton, lalu pada 2015 impor bawang merah turun mencapai 15.000 ton. Dan, pada 2016 impor bawang merah tidak dilakukan.
Ekspor kali ini menurut Amran menjadi bukti kerja keras pemerintah dan petani dalam mewujudkan swasembada bawang merah. Apalagi, tahun 2016, petani dihantam kemarau basah sehingga produksi anjlok. Untuk stok dalam negeri, Amran mengatakan surplus sehingga ekspor dijalankan.
Dirjen Daglu Kemendag Oke mengatakan, pihaknya masih melihat dan mendata kemungkinan ekspor bawang merah oleh perusahaan lain. Menurut dia, pihaknya optimistis tidak ada impor bawang merah tahun ini.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, ekspor bawang merah oleh pedagang di Brebes bukan kali ini saja. "Namun, ini yang terbesar. Lebih dari 5.000 ton," ujar Idza.
Kabupaten Brebes merupakan sentra bawang merah dengan kontribusi 30 persen bawang merah nasional. Hingga Agustus ini, luas tanam di Brebes sudah mencapai 4.000 hektar.