JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan membuka awal pekan dengan pelemahan indeks turun 4,4 poin atau 0,08 persen menjadi 5.859.
Penurunan tersebut selaras dengan penurunan di Asia. Situasi geopolitik di kawasan Asia membuat investor menahan diri. Indeks Nikkei turun 0,69 persen, indeks Hangseng turun 0,26 persen, dan indeks Kospi turun 0,77 persen.
Minggu lalu, Korea Utara mengklaim sudah sukses menguji bom hidrogennya.Sementara Korea Selatan juga meluncurkan uji coba peluru kendali balistik.
Sementara itu, para investor asing meninggalkan pasar saham dan mengalihkan dana ke obligasi pemerintah. Apalagi setelah Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan. Hingga 30 Agustus, kepemilikan asing di pasar obligasi mencapai Rp 785 triliun, naik 1,16 persen dari Juli dan naik 14,55 persen dari awal tahun.
Walaupun suku bunga turun, selisih imbal hasil obligasi pemerintah lebih menarik dibandingkan dengan obligasi pemerintah dari negara lain.
Di Wall Street, pekan lalu indeks Dow Jones naik 0,18 persen. Demikian pula dengan indeks S&P yang naik 0,2 persen dan indeks Nasdaq yang naik 0,1 persen. Kenaikan itu dipicu oleh penambahan penyerapan tenaga kerja pada Agustus lalu yang mencapai 156.000, berada di bawah ekspektasi. Dengan penyerapan yang lebih rendah, para investor memperkirakan pengetatan moneter dari bank sentral akan melunak. Bank sentral akan lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga.