logo Kompas.id
EkonomiSinyal Positif untuk Properti
Iklan

Sinyal Positif untuk Properti

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen secara tahunan per Juli 2017 meningkat dibandingkan dengan per Juni 2017. Hal itu menunjukkan sinyal positif di sektor properti. Jika kondisi ini berlangsung konstan, penyaluran kredit di sektor properti bisa menembus dua angka pada akhir 2017. Berdasarkan laporan Bank Indonesia tentang Analisis Uang Beredar pada Juli 2017, kredit sektor properti tumbuh 13,9 persen dalam setahun, lebih tinggi daripada Juni 2017 sebesar 12,1 persen dalam setahun. Peningkatan pertumbuhan terjadi di kredit konstruksi, real estat, kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit pemilikan apartemen (KPA). Pertumbuhan kredit konstruksi meningkat dari 20,8 persen menjadi 23,4 persen dan kredit real estat meningkat dari 10,4 persen menjadi 12,4 persen. Sementara pertumbuhan KPR dan KPA meningkat dari 7,9 persen pada Juni 2017 menjadi 9,1 persen pada Juli 2017."Peningkatan dari Juni ke Juli itu perlu kita lihat dalam jangka lebih panjang. Sebab, pada Juni harinya lebih pendek dan ada Lebaran. Orang mengurangi kredit sehingga pada Juni kredit turun," kata Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Winang Budoyo ketika dihubungi, Minggu (3/9), di Jakarta.Menurut Winang, peningkatan pertumbuhan kredit, terutama KPR dan KPA, mesti diletakkan dalam konteks relaksasi aset terhadap pinjaman (loan to value/LTV) yang dilakukan akhir Agustus 2016. Saat itu, relaksasi LTV diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan kredit KPR dan KPA sebesar 4 persen dalam waktu 12 bulan. Pertumbuhan KPR dan KPA saat itu 7 persen sehingga pada September 2017 bisa tumbuh 11 persen. Jika melihat dinamika pertumbuhan kredit secara bulanan, lanjut Winang, pertumbuhan KPA dan KPR pernah mencapai 8,7 persen pada Maret 2017, kemudian turun lagi pada April 2017. Baru pada Juli 2017 tumbuh lebih tinggi menjadi 9,1 persen. Artinya, permintaan akan terus ada, tetapi segmennya mesti tepat. Untuk properti menengah ke bawah, permintaan akan terus tinggi karena hunian dibeli untuk ditinggali. "Kredit properti tumbuh lebih baik daripada pertumbuhan kredit secara umum karena ada program rumah subsidi dari pemerintah," ujar Winang. Permintaan Pengajar dari Panangian School of Property, Panangian Simanungkalit, mengatakan, kenaikan pertumbuhan kredit di sektor properti tersebut menjadi sinyal positif, terutama dari sisi permintaan. "Kalau kredit konstruksi memang sudah sejak awal tahun naik terus. Dengan kenaikan KPR dan KPA, ada respons dari sisi permintaan. Ini sinyal positif," kata Panangian.Menurut Panangian, kenaikan penyaluran KPR dan KPA pada Juli tahun ini dapat menjadi tanda bahwa sektor properti mulai pulih. Sebab, sekitar 75 persen pembeli properti di Indonesia memanfaatkan KPR atau KPA untuk membeli properti. Jika pertumbuhan KPR dan KPA naik secara konstan hingga akhir tahun, penyaluran KPR dan KPA dapat menembus dua angka. Selain itu, lanjut Panangian, relaksasi LTV pada akhir Agustus 2016 mulai terasa dampaknya. Uang muka pembelian properti 15 persen dari harga dinilai cukup menarik bagi pasar sekaligus memberi ruang bagi bank untuk tetap berhati-hati.Secara terpisah, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata berharap kenaikan pertumbuhan kredit properti menjadi sinyal positif pulihnya sektor properti. (NAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000