Asia Berpotensi Menjadi Destinasi Investasi Pembiayaan Perumahan
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Pasar modal Asia berkembang pesat dengan semakin banyak produk investasi yang dimanfaatkan oleh investor. Dengan kondisi perekonomian yang tumbuh berkelanjutan, situasi politik yang relatif stabil, iklim investasi yang kondusif, kekayaan alam, kondisi demografis yang menguntungkan, dan pertumbuhan pasar dalam negeri yang berkembang, Asia sangat potensial menjadi tujuan investasi.
Demikian dikemukakan Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Ananta Wiyogo dalam Asian Fixed Income Summit (AFIS) Ke-4 bertema ”Asia, Tujuan Investasi” di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/9).
Hadir dalam pertemuan itu Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Lana Winayanti, dan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida. Hadir pula delegasi negara-negara anggota Asosiasi Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan Asia (ASMMA), meliputi Jepang, Korea, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Mongolia.
Ananta Wiyogo mengemukakan, negara-negara di kawasan Asia perlu semakin dipersiapkan untuk menjadi target investasi bagi investor pasar pendapatan tetap (fixed income). Pasar pembiayaan sekunder perumahan merupakan bagian dari pasar pendapatan tetap.
Dalam lima tahun terakhir, pasar pendapatan tetap di negara-negara Asia rata-rata tumbuh dan berkembang dengan imbal hasil yang tipis. Sebaliknya, pasar pendapatan tetap di Indonesia masih tumbuh dengan imbal hasil yang lebih tinggi sehingga lebih menarik bagi investor.
”Diperlukan penguatan peran perusahaan pembiayaan sekunder perumahan dalam menghubungkan negara-negara kawasan Asia melalui kegiatan pembiayaan dan pendanaan di pasar modal,” katanya.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida mengemukakan, ASMMA diharapkan dapat menciptakan dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan. Skema ini dapat menghasilkan investasi baru yang menarik bagi investor, baik di Asia maupun luar Asia, serta mendorong pembiayaan perumahan di negara anggota ASMMA.
Nurhaida menambahkan, perumahan merupakan kebutuhan dasar dan tugas pemerintah untuk menyediakan rumah. Banyak dorongan untuk memenuhi kebutuhan rumah tetapi belum optimal. Tantangan kunci adalah pembiayaan.
Perbankan di Indonesia belum mengoptimalkan pembiayaan perumahan karena ketimpangan pembiayaan, yakni sumber dana jangka pendek untuk membiayai kredit perumahan jangka panjang sehingga terjadi missmatch.
Melalui pasar pembiayaan sekunder perumahan, bank dapat menjual aset KPR yang berkualitas kepada investor sehingga memiliki dana tambahan untuk menyalurkan pembiayaan perumahan. (LKT)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.