logo Kompas.id
EkonomiKereta Semicepat...
Iklan

Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Pakai Jalur Lama

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan jaringan rel kereta semicepat antara Jakarta dan Surabaya akan menggunakan jalur yang ada. Pemanfaatan jalur lama ini dinilai lebih efektif tanpa terkendala pembebasan lahan. Jika rencana ini terealisasi, alokasi anggaran pembangunan diprediksi dapat dihemat dari Rp 80 triliun menjadi Rp 50 triliun.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan hal itu seusai pertemuan tertutup dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (6/9). Menurut Menhub, penggunaan jalur rel yang ada juga bisa mempercepat tahapan pembangunan karena posisi stasiun relatif tidak berpindah-pindah. "Arahan Pak Wapres, pembangunan kereta ini menggunakan jalur yang sudah ada," ujar Menhub. Penggunaan jalur yang sudah ada ini berkonsekuensi pada penghilangan pelintasan sebidang. Menurut Budi, paling tidak ada sekitar 800 pelintasan sebidang antara Jakarta dan Surabaya. Pelintasan sebidang itu nantinya akan diganti dengan jalan layang atau jalan di bawah tanah sehingga jalur kereta tidak terganggu. Kereta semicepat dapat melaju minimal 160 kilometer (km) per jam. Selama ini, banyaknya pelintasan sebidang membuat kecepatan kereta tak maksimal, yakni sekitar 90 km per jam. PembiayaanPembiayaan pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya didukung oleh Jepang. Negara itu, kata Budi, antusias mewujudkan proyek ini sebagai kado ulang tahun ke-60 hubungan Indonesia-Jepang. Budi belum dapat menjelaskan komposisi pendanaan proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya karena persoalan ini masih perlu dibahas lebih lanjut. Selain dana pinjaman lunak Jepang, digunakan pula Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.Menhub mengatakan, Jepang juga mengusulkan penggunaan jalur kereta yang sudah ada saat ini. Kereta ini sangat mungkin diintegrasikan dengan jalur kereta lain yang menuju Kota Bandung. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pemerintah saat ini sedang menggarap pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan konsorsium perusahaan China dan Indonesia. Secara terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menuturkan, skenario ini lebih efektif dan efisien dari sisi pengerjaan serta penganggaran. "Lebih baik menggunakan jalur yang sudah ada. Pemerintah lebih mengedepankan percepatan dan efisiensi proyek. Di wilayah-wilayah tertentu yang padat penduduk, jalur kereta akan dipagari agar aman bagi warga dan tidak menghalangi lalu lintas kereta," kata Basuki. Studi kelayakan pembangunan kereta api semicepat Jakarta-Surabaya saat ini hampir rampung. Diperkirakan Desember 2017 sudah ada keputusan rencana besar pembangunan. Menurut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Zulmafendi, kereta api semicepat Jakarta-Surabaya akan dioperasikan dari Stasiun Manggarai. Kereta yang digunakan bertenaga listrik, bukan diesel. Zul mengatakan, PLN telah berkomitmen menyediakan sekitar 600 megawatt daya listrik yang dibutuhkan. (NDY/ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000