logo Kompas.id
EkonomiPerbatasan dan Imbal Beli
Iklan

Perbatasan dan Imbal Beli

Oleh
· 3 menit baca

Ekspor merupakan salah satu komponen penyumbang produk domestik bruto. Pada triwulan II-2017, ekspor berkontribusi 19,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah pelambatan konsumsi rumah tangga, ekspor pun jadi salah satu andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Di tengah perekonomian dunia yang belum stabil, peningkatan ekspor bukan hal mudah. Harga komoditas ekspor utama masih rendah. Permintaan sejumlah negara tujuan utama ekspor pun belum terlalu tinggi. Di sisi lain, banyak negara yang mulai menerapkan proteksionisme untuk melindungi produksi domestik dan menyeimbangkan neraca perdagangan. Sementara itu, di dalam negeri, Indonesia menghadapi tantangan terbatasnya hilirisasi industri dan ekspansi usaha yang belum kuat menggeliat. Kendati begitu, pemerintah tetap berkomitmen mendorong perluasan pasar ekspor. Tahun ini, pemerintah menargetkan nilai ekspor nonmigas meningkat 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai cara dilakukan, antara lain mendorong perdagangan perbatasan darat dan laut dengan negara lain. Kementerian Pertanian pun membuka peluang ekspor pangan melalui kawasan perbatasan. Visinya adalah meningkatkan produksi dan kemandirian pangan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengekspor hasil pangan ke negara tetangga. Potensi pangan berdasarkan karakteristik daerah perbatasan pun telah dipetakan. Kepulauan Riau berpotensi dikembangkan sebagai wilayah pertanian organik. Hasil pangan di Riau bisa diekspor ke Singapura yang memiliki potensi pasar sekitar 5 juta jiwa. Dari Sulawesi Utara, Indonesia bisa mengekspor jagung, kopi, pala, kopra, dan kakao bubuk ke Filipina. Dari Papua dan Papua Barat, Indonesia dapat mengekspor beras, minyak kedelai, kakao, dan daging babi ke Papua Niugini.Baru-baru ini, Kementerian Perdagangan juga berupaya memanfaatkan rute konektivitas ?laut Bitung (Sulawesi Utara, Indonesia)-Davao/General Santos (Mindanao, Filipina) yang dibuka pada 30 April 2017 untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Indonesia merupakan pemasok keempat terbesar ke Mindanao. Selama? 2011-2015, impor Pulau Mindanao dari Indonesia meningkat rata-rata sebesar 10,8 persen per tahun. Pada 2015, impor Pulau Mindanao dari Indonesia tercatat 286 juta dollar AS atau meningkat 79,7 persen dibandingkan 2014. Potensi ekspor Indonesia ke Filipina, khususnya di Pulau Mindanao, adalah rumput laut, minyak goreng, dan tepung terigu. Kementerian Perdagangan pun menargetkan ekspor ke Filipina pada 2017 meningkat 11,22 persen menjadi 5,8 miliar dollar AS.Peluang lainSelain itu, diterapkan pula skema imbal beli yang merupakan salah satu jenis imbal dagang. Melalui imbal beli, pemerintah dapat meminta eksportir dari luar negeri membeli produk dalam negeri sebagai pembayaran atas seluruh atau sebagian nilai barang yang diekspornya.Indonesia menerapkan imbal beli dengan Rusia dan Nigeria. Indonesia membeli pesawat Su-35 dari Rusia dengan skema jual beli sehingga Indonesia mendapat potensi ekspor 50 persen dari nilai pembelian sebesar 570 juta dollar AS. Indonesia menawarkan kopi, karet, minyak kelapa sawit mentah (CPO), mebel, serta makanan dan minuman. Dengan Nigeria, Indonesia menjajaki penukaran minyak mentah dengan CPO dan produk turunannya.Berbagai upaya peningkatan ekspor itu merupakan langkah positif pemerintah untuk menumbuhkan perekonomian nasional. Semoga upaya itu tidak berhenti pada program dan perundingan bilateral, tetapi benar-benar terealisasi. Upaya ini menjadi salah satu jalan untuk mewujudkan janji mendorong pertumbuhan yang perlu terus dikawal. (HENDRIYO WIDI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000