logo Kompas.id
EkonomiPremi Asuransi Umum Turun
Iklan

Premi Asuransi Umum Turun

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pada semester I-2017, premi yang dapat dikumpulkan industri asuransi umum berkurang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, pelaku industri asuransi umum optimistis, jika pertumbuhan ekonomi seperti yang ditargetkan pemerintah, pertumbuhan industri asuransi umum dapat mencapai dua angka. "Ada faktor seperti korporasi yang menjadwal ulang pencatatan asuransinya. Bisnis asuransi umum sejalan dengan pertumbuhan. Kalau pertumbuhan ekonomi 5,2-5,3 persen, sepanjang tahun ini kami optimistis dapat tumbuh dua angka," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor di Jakarta, Rabu (6/9). Menurut data AAUI, pada semester I-2017, premi yang dikumpulkan industri asuransi umum Rp 29,16 triliun atau turun 4 persen dari semester I-2016. Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, Teknologi Informasi, dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang menambahkan, penurunan 4 persen itu terlalu dini untuk disebut sebagai penurunan kinerja. Beberapa BUMN menjadwalkan ulang atau menunda pencatatan premi pada semester ini karena sedang melakukan survei dan meminta persetujuan atas beberapa aset. Secara historis, pencatatan dan transaksi asuransi umum pada semester I lebih rendah daripada semester II. Lini bisnis yang tumbuh positif pada semester I-2017 antara lain asuransi kendaraan bermotor, pengangkutan, tanggung-gugat, kesehatan, dan aneka. Sebaliknya, lini usaha harta benda, penerbangan, satelit, dan energi melemah. Pada lini asuransi harta benda, premi turun 7 persen menjadi Rp 8,09 triliun. Porsi lini bisnis ini merupakan salah satu yang terbesar pada industri asuransi umum, yakni 27 persen. Lini yang juga memiliki porsi besar adalah asuransi kendaraan bermotor, yakni 27,8 persen. Pada semester I-2017, asuransi kendaraan bermotor tumbuh 9 persen dalam setahun. Adapun dari sisi klaim, pada semester I-2017 nilainya sebesar Rp 12,5 triliun atau lebih rendah daripada semester I-2016 yang sebesar Rp 13,8 trilin. Terkait asuransi satelit Telkom-1 yang bermasalah pada 25 Agustus lalu, Julian mengatakan, pelaku industri asuransi umum menunggu hasil investigasi. "Kalau ada klaim, akan dilihat apakah termasuk yang dilindungi asuransi umum," katanya. Anita Faktasia dari Departemen Riset AAUI mengatakan, lingkup asuransi satelit yang paling besar adalah ketika hendak diluncurkan sampai mencapai orbitnya. "Ketika sampai di orbit, jika ada gangguan, perlindungan asuransinya kecil," ujar Anita. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000