logo Kompas.id
EkonomiChina dan AS Penting
Iklan

China dan AS Penting

Oleh
· 3 menit baca

PASAY, KOMPAS — Indonesia bersama ASEAN berkomitmen memperbaiki perdagangan dan investasi dengan China dan Amerika Serikat. Hal ini penting di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan rencana AS untuk menerapkan proteksionisme dan menarik sejumlah investornya.Dalam forum konsultasi para menteri ekonomi ASEAN dengan Menteri Perdagangan China Zhong Shan disepakati, ASEAN dan China sepakat memperkuat kerja sama ekonomi menuju kesejahteraan bersama dan pertumbuhan inklusif. China menekankan nilai penting jalur sutra maritim baru bagi ASEAN. Adapun ASEAN meminta China menerapkan perdagangan yang berkeadilan.Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Jumat (8/9), di Pasay, Filipina, mengatakan, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini, China berupaya meyakinkan dan mengajak ASEAN turut merealisasikan jalur sutra maritim baru. Para menteri ekonomi ASEAN berkomitmen untuk mendukung Prakarsa Sabuk dan Jalan yang digagas China itu. China meminta negara-negara ASEAN membuat kesepakatan bersama mengenai hal itu. Namun, ASEAN, khususnya Indonesia, meminta China menerapkan perdagangan yang adil dan tidak melakukan praktik dumping."Selama ini besi dan baja membanjiri pasar ASEAN, terutama Indonesia, dengan harga yang murah. Para pengusaha menilai harga tersebut tidak masuk akal, karena Pemerintah China melakukan dumping. Kami meminta agar China segera menyelesaikan hal itu karena sudah terjadi sejak 2013," kata Enggartiasto, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Hendriyo Widi, dari Pasay. Menyikapi hal itu, lanjut Enggartiasto, Indonesia menyerukan agar China juga memasukkan komitmen penyelesaian harga besi dan baja tersebut dalam pernyataan bersama tentang Prakarsa Sabuk dan Jalan. Indonesia meminta penyelesaiannya tidak hanya secara bisnis untuk bisnis, tetapi juga pemerintah dengan pemerintah.Sementara itu, para menteri ASEAN meminta China tidak hanya menjual hasil produksinya, tetapi juga meningkatkan investasinya di ASEAN. Para menteri ASEAN meminta agar pernyataan bersama antara ASEAN-China mengenai kerja sama kapasitas produksi, termasuk pengembangan kawasan industri, segera direalisasikan.Menurut data dari Sekretariat ASEAN, nilai perdagangan ASEAN-China pada 2016 sebesar 368 miliar dollar AS. Perdagangan ASEAN-China menyumbang 16,5 persen dari total perdagangan ASEAN dengan negara-negara lain. Total investasi China ke ASEAN pada 2016 sebesar 9,2 miliar dollar AS dan berkontribusi 9,5 persen terhadap total investasi di ASEAN.ProtektifSementara dalam pertemuan bilateral Indonesia dengan Dewan Bisnis AS untuk ASEAN (US-ABC), Indonesia meminta pelaku usaha AS tetap terbuka untuk berdagang dan berinvestasi di Indonesia. Adapun US-ABC meminta Indonesia tidak terlalu protektif terhadap AS.Enggartiasto mengatakan, para pengusaha AS mempertanyakan berbagai kebijakan Indonesia yang cenderung protektif. Ia mencontohkan, rencana undang-undang yang membatasi pemanfaatan air untuk industri, penerapan Gerbang Pembayaran Nasional, dan pemanfaatan bahan baku lokal."Indonesia berbeda dengan negara yang lebih protektif. Kami tidak akan membatasi perdagangan dan investasi asal tidak mengganggu kepentingan nasional," katanya.Sementara itu, Kementerian Perdagangan mendukung transparansi dalam ekspor impor dan kepabeanan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menolak penghapusan free on board (FOB) dari Form Surat Keterangan Asal (SKA) dalam forum Dewan Zona Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA).Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan, nilai FOB dibutuhkan petugas bea cukai untuk mengecek transparansi dan kejujuran pelaku usaha, sebelum memberikan tarif preferensi di dalam skema ASEAN Trade in Goods Agreement."Indonesia mendukung keputusan Dewan AFTA terhadap negara-negara yang mendukung penghapusan FOB untuk dapat menjalankannya dengan skema path finder (hanya berlaku bagi negara yang setuju dan tidak mengikat bagi negara yang menolak)," kata Iman.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000