logo Kompas.id
EkonomiPasar Indonesia Masih Menarik
Iklan

Pasar Indonesia Masih Menarik

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Besarnya populasi dan jumlah masyarakat kelas menengah membuat Indonesia masih sangat menarik bagi bisnis waralaba. Pertumbuhan bisnis ini mencapai 15 persen per tahun.Tak hanya waralaba lokal yang membidik Indonesia. Waralaba asing juga juga berdatangan. Selain itu, waralaba yang semula hanya menyasar kota besar, kini sudah berkembang ke daerah. "Belum lama ini waralaba asal Australia dan Eropa datang. Mereka tertarik karena populasi Indonesia yang besar dan respons masyarakat yang positif terhadap bisnis waralaba," kata Ketua Umum Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Waralaba, Lisensi dan Kemitraan, Levita G Supit. Hal itu disampaikan Levita saat membuka pameran Indonesia\'s Biggest Business Expo 2017, di Jakarta Convention Center, Jumat (8/9). Pameran itu menggabungkan tiga bidang sekaligus, yakni Cafe & Brasserie Expo Indonesia, Retail & Solution Expo Indonesia, dan Franchise & Licence Expo Indonesia.Menurut Badan Pusat Statistik, saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 255 juta jiwa.Levita mengakui, tidak semua waralaba bisa bertahan, terutama waralaba lokal. Sementara waralaba asing bisa bertahan karena pewaralaba didampingi dan dilatih terus-menerus. "Padahal, jika waralaba berhasil, akan lebih banyak lagi pengusaha lahir, tenaga kerja terserap, kebutuhan bahan baku meningkat, yang semua itu mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti mengatakan, saat ini ada sekitar 2 juta bisnis waralaba di dunia. "Jumlah waralaba di Indonesia saat ini 555 merek. Waralaba menyerap 19 juta tenaga kerja dan berkontribusi 2,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Total produksi barang dan jasa mencapai 17,5 miliar dollar AS," kata Tjahya.Tjahya mengatakan, waralaba bisa mendorong pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Pada semester I-2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen. Untuk mencapai target 5,1 persen tahun ini, diperlukan iklim usaha yang kondusif agar semakin banyak investasi yang masuk, salah satunya melalui waralaba. "Banyak orang memilih waralaba karena paling mudah untuk memulai usaha, tidak usah dari nol. Jika usaha waralaba berkembang, dampaknya akan baik," katanya. Wakil Ketua Umum Komite Perdagangan Kadin Benny Soetrisno mengatakan, kekuatan perekonomian Indonesia cukup besar. "Bisnis waralaba sangat cocok bagi Indonesia karena orang Indonesia senang berbelanja. Saat ini jumlah waralaba kita baru 1 persen dari bisnis yang ada. Akan tetapi, jika jumlahnya ditingkatkan menjadi 2 persen saja, maka akan terasa sekali pertumbuhannya," ujar Benny.Benny mengatakan, Kadin selalu berkomitmen untuk mendukung perdagangan. "Percuma punya barang kalau kita tidak bisa berdagang," katanya. Ia mencontohkan, dunia tahu Indonesia memiliki kopi dan cokelat dalam jumlah banyak. "Jika kita tidak bisa berdagang, maka akan percuma saja," ujar Benny.Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, waralaba bisa menjadi ajang bagi pengusaha untuk melakukan praktik bisnis dengan benar. Selama ini, baru sekitar 16 persen pelaku usaha kreatif yang berbadan hukum. Padahal, dengan memiliki badan hukum, pengusaha menjadi tertib administrasi dan tertib pajak.Syarat untuk menjadi pengusaha waralaba di antaranya harus mempunyai badan hukum. Untuk itu, Bekraf akan bekerja sama dengan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) untuk mendorong pembentukan badan hukum bagi pengusaha UKM. "Saya juga mengusulkan agar ada waralaba untuk bioskop. Saat ini jumlah bioskop kita masih terbatas. Baru sekitar 1.200 layar. Bandingkan dengan China yang sudah memiliki 9.000 layar, bahkan di India ada satu perusahaan yang memiliki 4.000 layar. Bioskop diperlukan untuk memutar film-film Indonesia sehingga industri perfilman lebih berkembang," ujar Triawan. (ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000