Operator Telekomunikasi Seluler Rentan Peretasan di Aplikasi Layanan
Oleh
MEDIANA
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ancaman kejahatan siber dapat dialami oleh pelaku industri telekomunikasi seluler. Bentuk ancaman bisa sangat sederhana, seperti peretasan aplikasi atau laman milik operator dengan modus ingin menikmati layanan secara gratis.
Chief Service Management PT XL Axiata Tbk Yessie D Yosetya dalam konferensi pers Risk and Control Forum 2017, Selasa (12/9), di Jakarta, menggambarkan, setiap hari perusahaannya menerima rata-rata 400.000-500.000 ancaman perentasan dengan modus seperti itu. Tiap ancaman berhasil digagalkan.
”Tidak ada ancaman lolos dan masuk menyerang ke sistem pusat layanan kami. Bentuk ancaman seperti ini meningkat setiap tahunnya. Rata-rata jumlah peretasan sekarang ini sebenarnya naik 30 persen dibandingkan dengan tahun 2016,” ujar Yessie.
Ditelusuri dari asal penyedia jasa internet atau IP route, peretasan yang dialami XL Axiata bersumber dari negara China dan Amerika Serikat. Ada kemungkinan, pelakunya berkewarganegaraan Indonesia yang mahir menggunakan IP route dari China atau AS.
Menurut dia, masih ada bentuk lain ancaman kejahatan siber. Di tingkat internasional, jenis serangan telah sampai pada pencurian data konsumen.
Berangkat dari persoalan itu, XL Axiata rutin mengalokasikan 10-11 persen dari belanja teknologi untuk kebutuhan keamanan siber. Perusahaan juga selalu menyosialisasikan pencegahan kejahatan kepada setiap karyawan.