logo Kompas.id
EkonomiEksternal Dukung Rupiah
Iklan

Eksternal Dukung Rupiah

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat belakangan ini, yang didukung faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain arah kebijakan Bank Sentral Eropa yang mempertahankan kebijakan moneter yang longgar. Sementara faktor internal berupa peningkatan jumlah cadangan devisa. Pada akhir perdagangan Selasa (12/9), nilai tukar rupiah di pasar tunai menguat 0,17 persen atau 23 poin menjadi Rp 13.188 per dollar AS. Sementara menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukarnya Rp 13.186 per dollar AS. Nilai tukar rupiah berdasarkan Jisdor pada Senin lalu, yakni Rp 13.154 per dollar AS, merupakan yang terkuat sejak awal 2017. Terkait kebijakan moneternya, Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan, jika dinilai kurang menguntungkan atau kondisi ekonomi kawasan Euro dinilai belum konsisten untuk terus menunjukkan peningkatan inflasi, maka ECB siap meningkatkan atau menambah durasi pembelian obligasi. Kurs euro bertahan menguat. Sepanjang tahun ini euro menguat 14 persen terhadap dollar AS. Dollar AS melemah terhadap beberapa mata uang lain selain euro, termasuk rupiah. Pelemahan dollar AS tersebut terkait perkiraan pasar bahwa bank sentral akan menunda kenaikan suku bunga. Bencana alam berupa badai di AS pekan lalu turut menunjang perkiraan tersebut. Badai diperkirakan akan menganggu perekonomian AS sehingga bank sentral belum akan menaikkan suku bunga. Sejak awal tahun, rupiah sudah menguat sekitar 2,41 persen. Penguatan tersebut mendorong dana masuk ke pasar obligasi. Kepemilikan investor asing di pasar obligasi pemerintah naik hingga mencapai rekor. Pada 10 September 2017, dana investor asing pada obligasi pemerintah sebesar Rp 791,5 triliun atau meningkat 18,8 persen dari awal tahun. PengaruhEkonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, "Penguatan rupiah dipengaruhi pelemahan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama yang terindikasi dari indeks dollar AS yang melemah. "Pelemahan dollar Amerika Serikat dipengaruhi penurunan imbal hasil obligasi Pemerintah AS ke level terendah pada 2,02 persen pekan lalu," ujarnya. Menurut Josua, penurunan imbal hasil itu dipengaruhi sentimen risiko di negara berkembang yang membaik, di tengah isu geopolitik di Korea Utara. Selain itu, juga dipengaruhi penguatan mata uang euro di tengah rencana pengurangan stimulus ECB. "Probabilitas kenaikan suku bunga AS pun pada akhir tahun cenderung masih rendah," katanya. Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan, terjadi perpindahan dana ke aset berdenominasi non-dollar AS. "Mengingat saat ini kepemilikan asing di surat utang negara terbesar berasal dari wilayah Eropa, yakni hampir setengah dari total kepemilikan asing, maka penguatan euro membuat kemampuan investor asing dari Eropa untuk membeli surat utang negara lebih kuat," kata Wisnu. Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar dollar AS melemah terhadap mata uang lain karena prospek kenaikan suku bunga AS yang mengecil. Indeks dollar yang merefleksikan kekuatan dollar AS terhadap mata uang utama sudah mencapai level terendah sejak 2015 pada Jumat pekan lalu. Di dalam negeri, penguatan rupiah ditopang kenaikan cadangan devisa yang mencetak rekor. Cadangan devisa pada akhir Agustus 2017 sebesar 128,8 miliar dollar AS. Namun, penguatan rupiah yang terlalu cepat dikhawatirkan menghambat kinerja ekspor nonmigas, khususnya produk-produk manufaktur. Di pasar saham, penguatan rupiah berdampak pada kinerja emiten. Emiten yang kinerjanya bisa membaik adalah emiten yang memiliki komponen impor besar antara lain emiten farmasi, pakan ternak, dan manufaktur. Begitu juga dengan emiten yang memiliki utang dalam dollar AS.Sebaliknya, ada emiten yang berisiko ketika terjadi penguatan rupiah, yaitu emiten yang memiliki pangsa pasar global, tidak hanya di dalam negeri. Demikian pula dengan emiten yang mengekspor produksinya ke luar negeri, seperti eksportir sandang dan makanan. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000