Anggaran Turun, Kinerja Belum Optimal
JAKARTA, KOMPAS — Alokasi anggaran untuk sektor kelautan dan perikanan terus berkurang. Pada 2018, pagu anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 7,28 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan 2017 yang sebesar Rp 9,13 triliun, dan tahun 2016 yang sebesar Rp 10,57 triliun. Sementara pagu dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan tahun 2018 sebesar Rp 879,7 miliar. Jumlah ini juga turun 5 persen dari 2017 yang sebesar Rp 926,5 miliar.Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Mohammad Abdi Suhufan, di Jakarta, Rabu (13/9), mengatakan, penurunan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengindikasikan KKP belum memperlihatkan kinerja yang optimal. "Politik anggaran yang tidak mendukung menyebabkan sektor kelautan dan perikanan terpinggirkan," katanya.Abdi mengatakan, poros maritim menghadapi jalan terjal karena terganjal politik anggaran yang tidak mendukung, desain program yang kurang tajam, dan inkonsistensi perencanaan. Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron menyayangkan penurunan anggaran KKP tahun 2018. Pihaknya meminta pemerintah untuk membicarakan kembali anggaran KKP yang terus menurun dari 2016 itu. Herman menilai, peningkatan anggaran KKP diperlukan agar sebaran program dan anggaran menyentuh nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam, serta mendukung program poros maritim dunia.Beberapa program pembangunan pada 2018 yang menjadi kelanjutan program tahun ini antara lain pengadaan bantuan kapal sebanyak 1.048 unit berukuran di bawah 5 gros ton (GT), 5 GT, 10 GT, 20 GT, dan 30 GT. Pengadaan bantuan kapal itu lebih sedikit dari 2017 yang sebanyak 2.050 unit.Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa, mengakui, penurunan anggaran antara lain akibat penyerapan anggaran selama ini yang masih rendah. "Kita lihat kemampuan penyerapan anggaran masih rendah. Sangat sayang sebetulnya. Namun, itu kemampuan kita. Kalau hanya sekadar anggaran yang tidak berkualitas, kan, sayang juga," kata Susi. (LKT)