SERANG, KOMPAS — Pada 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan berkisar 5-5,4 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan tidak berarti jika inflasi tidak terjaga. Hingga Agustus 2017, inflasi sebesar 2,53 persen sejak awal tahun. Adapun inflasi tahunan sebesar 3,82 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo di sela-sela peresmian Kantor Bank Indonesia Provinsi Banten di Serang, Banten, Jumat (15/9), menyebutkan, tingkat inflasi pada periode Idul Fitri tahun 2017 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir. Kondisi itu menunjukkan kualitas pengendalian inflasi nasional dan daerah semakin baik.
”Nilai tukar rupiah juga terjaga stabil. Selain itu, defisit transaksi berjalan mampu dijaga tetap sehat,” kata Agus.
Kondisi makroekonomi yang solid ditopang konsistensi kebijakan pemerintah, BI, dan otoritas lain pada sektor keuangan. Hal ini memberikan keyakinan kepada investor.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Banten Budiharto Setyawan, pada triwulan II-2017, inflasi Banten secara tahunan sebesar 5,52 persen. Angka ini tertinggi kedua di Jawa setelah DKI Jakarta. Sementara inflasi pada Januari-Agustus 2017 sebesar 2,6 persen. ”Pada 2017, inflasi tahunan Banten yang diharapkan sebesar 4,28 persen atau di bawah nasional yang diperkirakan 4,3-4,7 persen,” ujarnya.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, Banten memiliki banyak tujuan investasi yang menarik. Banyak lahan di Banten yang berpotensi digarap untuk pertanian. Selain itu, Banten juga menjadi tujuan pengembang untuk membangun kompleks perumahan. ”Pembangunan perumahan sudah sampai Maja (Kabupaten Lebak, Banten). Industri juga tumbuh di Banten. Semenrara tujuan wisata bertebaran,” katanya.
Di Banten terdapat jalur-jalur transportasi yang bisa dibangun. Provinsi itu juga memiliki garis pantai yang mencapai 509 kilometer.