BEKASI, KOMPAS — Limbah plastik jenis low density polyethylene atau biasa disebut tas keresek kini dimanfaatkan pemerintah sebagai campuran aspal untuk perbaikan jalan. Namun, agar pemanfaatannya semakin besar, diperlukan mesin pencacah plastik yang semakin banyak.
”Ini bermula dari klaim bahwa Indonesia merupakan negara penghasil plastik terbesar kedua di dunia. Lalu, saya bicara dengan Pak Basuki (Basuki Hadimuljono) dan ternyata sudah melakukan penelitian lebih panjang,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat melihat penerapan perbaikan jalan dengan menggunakan campuran limbah plastik bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jalan Sultang Agung, Kota Bekasi, Sabtu (16/9).
Dalam uji coba tersebut, setiap 1 kilometer jalan yang terdiri atas 4 lajur yang masing-masing selebar 7 meter dan setebal 5 sentimeter akan memerlukan limbah plastik sebanyak 3 ton. Adapun campuran limbah plastik untuk campuran aspal sekitar 6 persen dari jumlah aspal yang diperlukan.
Berdasarkan kajian, campuran aspal panas dengan bahan tambahan berupa limbah plastik dapat meningkatkan daya rekat agregat yang digunakan untuk perbaikan jalan. Limbah plastik berupa cacahan tersebut kemudian dicampurkan dengan agregat panas selama 10 detik, baru kemudian dihamparkan ke jalan yang diperbaiki.
Menurut Luhut, dengan akan semakin meluasnya penggunaan limbah plastik untuk campuran aspal, ke depan akan semakin diperlukan banyak pasokan limbah plastik dalam bentuk cacahan. Luhut berharap orang muda ataupun usaha kecil dan menengah (UKM) yang akan menyediakan pasokan tersebut, bukan industri besar.
Basuki menambahkan, pemerintah berharap sekolah menengah kejuruan (SMK) dapat memproduksi mesin pencacah limbah plastik keresek menjadi berukuran 9 milimeter x 9 milimeter. Saat ini, pasokan cacahan limbah plastik berasal dari Bandung.
”Kalau memang SMK bisa membuat mesin pencacahnya, Kementerian PUPR akan mendanai. Mesin itu lalu dibagi dan dimanfaatkan karena Kementerian PUPR punya 18 balai pemeliharaan jalan, bisa dimulai dari situ. Lalu, dinas-dinas pekerjaan umum di provinsi dan kabupaten pasti akan ikut,” tutur Basuki.