logo Kompas.id
EkonomiPemanfaatan Utang Belum...
Iklan

Pemanfaatan Utang Belum Optimal

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Tren kenaikan utang luar negeri Indonesia sektor publik cukup tinggi. Pemerintah perlu memperhatikan karena pemanfaatan ke sektor publik masih belum optimal. Porsi utang luar negeri masih banyak digunakan untuk menutup defisit anggaran.Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, Jumat (15/9), mengatakan, kenaikan utang luar negeri (ULN) Indonesia didorong perubahan portofolio investor asing dari saham ke surat utang.Porsi asing di Surat Utang Negara saat ini 39,3 persen. ULN swasta pada semester II-2017 sudah mulai pulih karena terdorong kinerja ekspor yang semakin baik, khususnya di sektor perkebunan dan pertambangan. Pemanfaatan ULN sektor publik untuk infrastruktur selama ini masih belum optimal. Hal ini dibuktikan dari realisasi pembangunan infrastruktur yang rendah. Infrastruktur yang sudah mulai beroperasi masih di bawah 10 persen. "Sebagian besar ULN digunakan untuk menutup defisit anggaran. Pada 2017, pembiayaan utang untuk menekan defisit sebesar Rp 461,3 triliun sementara belanja infrastrukturnya Rp 387,3 triliun," katanya.Menurut Bhima, beban bunga utang yang harus dibayar pemerintah juga terus meningkat sehingga bisa menjadi beban fiskal. Bunga utang pemerintah tahun ini mencapai Rp 200 triliun. Sementara pada 2018 hingga 2019, utang jatuh tempo pemerintah mencapai Rp 810 triliun."Sebaiknya ULN sektor publik untuk pembangunan infrastruktur mulai dikurangi bertahap. Pemerintah harus optimalkan kerja sama dengan swasta dalam hal pembiayaan. Misalnya, bisa melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha dan kerja sama investasi non-anggaran pemerintah," ujarnya.Bank Indonesia (BI) mencatat, pada akhir Juli 2017, ULN Indonesia sebesar 339,9 miliar dollar AS atau tumbuh 3,9 persen. ULN sektor publik sebesar 174,3 miliar dollar AS atau 51,3 dari total ULN. ULN tersebut tumbuh 9,2 setahun. ULN sektor swasta sebesar 165,5 miliar dollar AS atau 48,7 persen dari total ULN. ULN itu turun 1,2 persen setahun. Tetap terkendaliBerdasarkan jangka waktu asal, ULN jangka panjang tumbuh terkendali dan ULN jangka pendek tumbuh melambat. BI menilai, perkembangan ULN pada Juli 2017 tetap sehat dan terkendali. "BI terus memantau perkembangan ULN untuk memastikan bahwa ULN berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang memengaruhi stabilitas ekonomi makro," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam siaran pers. (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000