Bekraf Menantang 10 Sutradara Membuat Proyek di Destinasi Unggulan
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Ekonomi Kreatif mengatakan telah mengirim 10 sutradara untuk mengembangkan cerita film dengan latar 10 destinasi wisata unggulan. Pengiriman sudah dilakukan sejak Maret 2017.
”Sesampai di lokasi destinasi, mereka harus membuat rencana cerita. Setelah itu, mereka mengemasnya menjadi naskah dan cuplikan video sinopsis,” ujar Abdur Rohim Berawi, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Senin (18/9), di sela-sela konferensi pers Forum Pendanaan Film Akatara, di Jakarta.
Sepuluh destinasi wisata unggulan yang dimaksud mencakup, antara lain Mandalika, Bromo-Tengger-Semeru, dan Candi Borobudur.
Abdur mengemukakan, industri film memiliki dampak besar kepada perekonomian suatu daerah. Film Laskar Pelangi, misalnya, berhasil membesarkan nama serta aktivitas wisata di Belitung. Contoh lain ialah Ada Apa Dengan Cinta 2 yang menumbuhkan paket-paket wisata baru berdasar lokasi shooting film di Yogyakarta dan sekitarnya.
”Hal yang sama kami harapkan dari hasil cerita yang dibuat berdasarkan latar sepuluh destinasi wisata unggulan,” katanya.
Direktur Program Forum Pendanaan Film Akatara Alex Sinar berpendapat, produk film buatan sineas Indonesia belum membentuk bisnis. Artinya, industri film belum matang. Sampai sekarang, Indonesia tidak memiliki data perkembangan ataupun pencapaian industri.
”Pemerintah daerah memegang peran penting membantu membesarkan industri. Setahun terakhir, beberapa pemerintah daerah aktif terlibat di industri film lokal, seperti Sumatera Selatan dan Makassar. Model ini perlu diperbanyak,” ungkap Alex.